KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Minggu, 22 Juni 2014

Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Produksi Sorgum / Post-Harvest and Processing of Sorghum Production



I.         PENDAHULUAN.
1.1.       Latar Belakang
Sorgum ( Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan ke-5, sorgum berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara.Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibading tanaman pangan lain.
          Sorgum terdiri dari beberapa varietas dengan kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Dengan adanya berbagai varietas tanaman sorgum maka kualitas yang ada pada daun tanaman ini untuk tiap-tiap varietas kemungkinan besar berbeda, sehingga untuk pemanfaatannya sebagai pakan perlu mengetahui kandungan nutrisi tanaman sorgum dari varietas yang tepat pakan yang dihasilkan tanaman sorgum di Sulawesi Selatan sehingga perlu danya analisis untuk pemanfaatannya sebagai pakan dengan pemilihan varietas yang tepat.

Laporan Fisiologi Tanaman Padi / physiology of the rice plant



BAB I. PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
      Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk Indonesia. Usahatani padi menyediakan lapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan bagi sekitar 21 juta rumah tangga pertanian. Selain itu, beras juga merupakan komoditas politik yang sangat strategis, sehingga produksi beras dalam negeri menjadi tolok ukur ketersediaan pangan bagi Indonesia. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika campur tangan pemerintah Indonesia sangat besar dalam upaya peningkatan produksi dan stabilitas harga beras. Kecukupan pangan (terutama beras) dengan harga yang terjangkau telah menjadi tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian. Kekurangan pangan bisa menyebabkan kerawanan ekonomi, sosial, dan politik yang dapat menggoyahkan stabilitas nasional.

PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KARET DI KABUPATEN BANTAENG / RUBBER PLANT CULTIVATION



A.      Perjalanan
            Praktikum lapang ini dilaksanakan pada tanggal 18-20 Oktober 2013 di Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba (Pantai Bira). Praktikum ini diadakan sebagai salah satu kegiatan untuk menyambut angkatan baru yang bergabung dalam jurusan Budidaya Tanaman (Agronomi) sekaligus dirangkaikan dengan praktiktik lapang untuk semua mata kuliah jurusan Agronomi, salah satunya adalah mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan.
            Untuk mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan ini, kami melakukan praktek lapang pada hari ke-3 di daerah Kabupaten Bantaeng yaitu di PT. Lonssum. Tanaman tahunan yang kita amati di sana yaitu tanaman keret, dimana kita melakukan pengamatan tanaman pada tahap-tahap pasca panen tanaman karet tersebut yang dipimpin langsung oleh Prof.Dr.Ir.H.Ambo Ala, MS beserta salah satu pegawai/pekerja pada perusahaan terebut serta para dosen yang juga ikut pada praktek lapang tersebut. Praktikum ini sangat menarik karena kita bisa mendapat ilmu secara teori, kita juga bisa melihat langsung keadaan lapangan dan mempelajari sistem serta masalah-masalah tanaman karet yang terjadi di lapangan.

Masalah dan Prospek Pengembangan Kelapa / Problems and Prospects of Oil Development



A.      Permasalahan Pengembangan Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa, tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar.
Rata-rata produksi kelapa Indonesia dari perkebunan Rakyat pada periode 2000–2005 adalah sebesar 3.036.759 ton pertahun, sedangkan rata-rata produksi dari hasil prediksi selama 2006–2009 adalah 3.187.695 ton, atau meningkat sekitar 5 persen. Akhir-akhir ini kebutuhan akan biji kelapa, air kelapa dan arang batok kelapa kembali meningkat, seiring dengan pertumbuhan penduduk. Diperkirakan pada masa mendatang kebutuhan akan komoditas ini akan semakin meningkat, mengingat pola hidup masyarakat Indonesia sulit dilepaskan dari komoditas kelapa dan hasil olahannya. Tanaman kelapa juga merupakan salah satu dari sebelas komoditas andalan perkebunan penghasil devisa negara, sumber pendapatan asli daerah (PAD), sumber pendapatan petani dan masyarakat. Dengan demikian komoditas kelapa diharapkan dapat membantu mengentaskan kemiskinan di daerah dan dapat mendorong perkembangan agroindustri serta pengembangan wilayah. Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan komoditas kelapa.