KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Sabtu, 15 Maret 2014

Peningkatan Produktivitas Tanaman melalui Pengelolaan OPT Berbasis Ramah Lingkungan



PENGELOLAAN ORGANISME PENGANGGU TANAMAN (OPT) KE DEPAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN  

Isu kualitas produk, keamanan pangan lingkungan semakin menjadi perhatian dibandingkan isu kuantitas, hal ini disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan. Konsumen menginginkan produk-produk pertanian yang sehat dan aman dikonsumsi, alami dan mempunyai kandungan gizi yang memenuhi persyaratan untuk menunjang kesehatan. Disamping itu isu pelestarian lingkungan saat ini juga sangat kuat sehingga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehingga segala usaha atau tindakan kita terutama dalam praktek budidaya pertanian menjadi hal yang sangat penting. Disatu sisi, sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian, sehingga segala upaya kita lakukan untuk memperthankan atau meningkatkan produksi pertanian mulai dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan sampai pada pemakaian pestisida yang intensif guna menghindari serangan organisme pengganggu tanaman. Hal ini dilakukan karena ketakutan yang berlebihan terhadap kemungkinan gagal panen.

Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Kakao dengan menggunakan Metode NASARUDDIN



PEMANFAATAN BIBIT KAKAO KLONAL BERMIKORIZA DAN METODE PEREMAJAAN/ REHABILITASI TANAMAN UNTUK MENGANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN 

            Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang telah memberikan sumbangan devisa bagi negara. Kakao merupakan komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan mampu diandalkan sebagai komoditas perkebunan yang dapat memperbaiki perekonomian masyarakat. Didaerah sentra produksi, kakao telah menjadi komoditas sosial setelah padi, tetapi saat ini sebahagian besar patani membiarkan tanaman tumbuh tanapa perawatan sama sekali dan cenderung putus asa akibat penurunan produktivitas tanaman dan tingginya tingkat serangan OPT. Luas perkebunan kakao Indonesia pada tahun 2009 tercatat 1.475.343 ha dan sebagian besar (93,04%) dikelolah oleh rakyat. Sejak tahun 2010, Indonesia merupakan negara dengan luas pertanaman kakao ke 4 dunia dengan total areal 1.587.136 ha dan menempati urutan terbesar ke-2 penghasil kakao dunia dengan total produksi 877.296 ton, tapi produktifitas dan mutunya masih sangat rendah. Rata-rata produktifitasnya hanya 535,17 kg/ha, Sulawesi selatan merupakan salah satu sentra produksi utama kakao indonesia. Areal pertanaman Kakao sulawesi Selatan pada tahun 2009 sekitar 263.153,05 dan pada akhir tahun 2010 mengalami penurunan menjaddi 262.542 ha dengan produksi sekitar 163.001,47 ton.

Pengembangan Pupuk Alami Ramah Lingkungan


PENGEMBANGAN BAHAN ALAMI SEBAGAI SUMBER PUPUK RAMAH LINGKUNGAN DAN REMEDIASI LAHAN MARGINAL

Kelaparan dan kekurangan pangan merupakan bentuk terburuk dari kemiskinan yang dihadapi oleh rakyat, dimana kelaparan itu sendiri merupakan suatu proses sebab akibat dari kemiskinan. Oleh sebab itu usaha pengembangan ketahanan pangan tidak dapat dipisahkan dari usaha penanggulangan masalah kemiskinan. Di lain pihak masalah pangan yang dikaitkan dengan kemiskinan telah pula menjadi perhatian dunia, terutama seperti yang telah dinyatakan dalam KTT Pangan Dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk turut serta secara aktif memberikan kontribusi terhadap usaha menghapuskan kelaparan dunia. Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada ketahanan pangan: petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan (Bayu Kristinamurthi, 2001).

Pemanfaatan Bioteknologi Pertanian Berwawasan Pertanian



IRONI NEGARA AGARARIS DAN PELUANG PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN YANG TANGGUH DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 

1. Bioteknologi Menawarkan Pemecahan Masalah Pertanian
            Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 pertama kali memperkenalkan istilah bioteknologi, yang berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti mahkluk hidup dan ‘teknologi’ yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari panduan kata tersebut bioteknologi didefenisikan sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/ atau molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa (European Federation of Biotechnology 1989). Bahkan bagi para idustriawan dan pebisnis di negara maju, bioteknologi sering didefenisikan sebagai “Making a lot of bucks from bugs” yang dapat diartikan mengusahakan sesuatu yang sebelumnya tidak berharga menjadi produk bernilai tinggi.
            Sejak ribuan tahun , nenek moyang telah memanfaatkan mikroba untuk membuat produk-produk berguna seperti tempe, tape, kecap, dsbnya. Mikroba juga telah dimanfaatkan secara intensif untuk membersihkan dan mendekomposisi limbah dan kotoran. Dalam bidang medis, vaksin-vaksin tertentu dibuat dari virus atau bakteri yang telah dilemahkan. Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik baru yang terus menerus berevolusi.
            Bioteknologi dapat berupa teknik yang sederhana seperti fermentasi tempe atau memerlukan teknik-teknik yang rumit dengan biaya besar seperti rekayasa genetik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merakit produk bioteknologi untuk diaplikasikan di pedesaan adalah serumit apapun proses perakitannya hasil akhir dari proses tersebut harus sederhana mungkin (user friendly). Bagi petani hal terpenting adalah bahwa aplikasi bioteknologi dapat menciptakan efisiensi dan peningkatan keuntungan usaha taninya.

Laporan Pembibitan Tomat, Cabai, Bayam dan Pakcoy



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
            Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops), tanaman buah ( fruit crops) dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek  produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Luas lahan pertanian untuk lahan tanamanhortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan tanaman lain seperti serealia (biji-bijian) yaitu kurang dari 10%.
Untuk meningkatkan produksi dari tanaman hortikultura diperlukan penangana yang tepat mulai dari pemilihan benih, pembibitan sampai dengan pasca panen. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah proses pembibitan, karna apabila pembibitan tidak dilakukan dengan tepat maka proses penanaman tanaman hortikultura tidak dapat berlangsung dengan baik. Berdasarkan pemaparan diatas maka perlu dilakukan praktikum pembibitan agar kita mengetahui cara pembibitan yang benar.

 1.2.Tujuan dan kegunaan
1.2.1.      Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum pembibitan tanaman hortikultura ini adalah agar praktikan mengetahui cara pembibitan yang baik dan benar pada tanaman hortikultura pada khususnya.

1.2.2.      Kegunaan
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan memperoleh pengetahuan tentang cara pembibitan pada tanaman hortikultura dan mempraktekkan secara langsung cara pembibitan yang baik dan benar.

Karakteristik Jenis-Jenis Varietas Unggulan Tanaman Padi


CIHERANG
Ciri-ciri morfologi padi Ciherang adalah sebagai berikut :
1.      Nama Varietas                         : Ciherang
2.      Kelompok                                : Padi sawah
3.      Nomor Seleksi                         : S3383-1d-Pn-41—3-1
4.      Asal Persilangan                      : IR18349-53-1-3-1-3/ IR19661-131-31/ IR19661 131-
  3-1/ IR64/ IR64
5.      Golongan                                 : Cere
6.      Umur Tanaman                        : 116-125
7.      Bentuk Tanaman                     : Tegak
8.      Tinggi Tanaman                       : 107-115 cm
9.      Anakan Produktif                    : 14-17 batang
10.  Warna Kaki                             : Hijau
11.  Warna Batang                          : Hijau
12.  Warna Daun Telinga                : Putih
13.  Warna Daun                            : Hijau
14.  Muka Daun                              : Kasar pada sebelah bawah
15.  Posisi Daun                              : Tegak
16.  Daun Bendera                          : Tegak
17.  Bentuk Gabah                          : Panjang ramping
18.  Warna Gabah                           : Kuning bersih
19.  Kerontokan                              : Sedang
20.  Kerebahan                               : Sedang
21.  Tekstur Nasi                            : Pulen
22.  Kadar Amilosa                         : 23%
23.  Bobot 1000 Butir                     : 27-28 kg
24.  Rata-rata Produksi                   : 6,0 ton/Ha
25.  Potensi Hasil                            : 5-8,5 ton/Ha
26.  Ketahanan Terhadap Hama     : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3
27.  Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III dan
   IV
28.  Anjuran                                   : Cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau
  dengan ketinggian di bawah 500 mdpl
29.  Dilepas Tahun                         : 2000

Induk Tanaman Padi Varietas Inpari dan Inpara



A.     INPARI
·         Inpari  1 beasal dari persilangan : IR64/IRBB-7//IR64
·         Inpari 2 berasal dari persilangan : Tajum/Maros/Maros
·         Inpari 3 berasal dari persilangan: Digul/BPT164C-68-7-2
·         Inpari 4 berasal dari persilangan: S4384F-14-1/Way Apo Buru/S4384F-14-1
·         Inpari 5 berasal dari persilangan: SHEN NUNG 89-366/Ketan Lumbu
·       Inpari 6 berasal dari persilangan: Dakava line 85/Membramo
·       Inpari 7 berasal dari persilangan:S3054-2D-12-2/Utri Merah-2
·       Inpari 8 berasal dari persilangan:IR65469-161-2-2-2-3-2-2/IR61979-136-1-3-2-2
·      Inpari 9 berasal dari persilangan: IR68064-18-1-1-2-2/IR61979-136-1-3-2-2
·                      -       Inpari 10 berasal dari persilangan: S487b-75/2*IR19661//2*IR64
·                      -      Inpari 11 berasal dari persilangan: Cisadane/IR54742-1-19-11-8
·                      -     Inpari 12 berasal dari persilangan: IR63356-SEL/TN1
·                      -      Inpari 13 berasal dari persilangan: OM606/IR18348-36-3-3
·                     -      Inpari 14 berasal dari persilangan : Cipeundeuy C / Carreon // Way Apo Buru /// IR64
·                     -      Inpari 15 berasal dari persilangan : TB168E-TB-4-0-1 / Widas // IR64
·                     -      Inpari 16 berasal dari persilangan  : Ciherang/Cisadane//Ciherang
·                     -      Inpari 17 berasal dari persilangan : Bio9-MR-V3-11-PN-5 // IR64*3 / IRBB21;
·                     -      Inpari 18 berasal dari persilangan : BP364B-33-3-PN-5-1 / Bio530B-45-9-3-1;
·                     -      Inpari 19 berasal dari persilangan :  BP342B-MR-1-3 / BP226E-MR-76
·                     -      Inpari 20 berasal dari persilangan : S2823E-KN-33 / IR64 // S2823E-KN-33
·                     -      Inpari 21 berasal dari persilangan : Sitali/S3383-1d-pn-16-2/S969B-265-1-4-1


B.     INPARA
·         Inpara  1 berasal dari persilangan : Batang Ombilin/IR9884-54-3
·         Inpara 2 berasal dari persilangan : Pucuk/Cisanggarung//Sita
·         Inpara 3 berasal dari persilangan : IR69256/IR43524-55-1-3-2
·         Inpara 4 berasal dari persilangan : Intoduksi dari IRRI
·         Inpara 5 berasal dari persilangan : Intoduksi dari IRRI
·         Inpara 6 berasal dari persilangan : IR64/IRBB21/IR51672

Penyadapan Tanaman Karet Di Kabupaten Bantaeng (Praktikum Perjalanan)



A.      Perjalanan
            Praktikum lapang ini dilaksanakan pada tanggal 18-20 Oktober 2013 di Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba (Pantai Bira). Praktikum ini diadakan sebagai salah satu kegiatan untuk menyambut angkatan baru yang bergabung dalam jurusan Budidaya Tanaman (Agronomi) sekaligus dirangkaikan dengan praktiktik lapang untuk semua mata kuliah jurusan Agronomi, salah satunya adalah mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan.
            Untuk mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan ini, kami melakukan praktek lapang pada hari ke-3 di daerah Kabupaten Bantaeng yaitu di PT. Lonssum. Tanaman tahunan yang kita amati di sana yaitu tanaman keret, dimana kita melakukan pengamatan tanaman pada tahap-tahap pasca panen tanaman karet tersebut yang dipimpin langsung oleh Prof.Dr.Ir.H.Ambo Ala, MS beserta salah satu pegawai/pekerja pada perusahaan terebut serta para dosen yang juga ikut pada praktek lapang tersebut. Praktikum ini sangat menarik karena kita bisa mendapat ilmu secara teori, kita juga bisa melihat langsung keadaan lapangan dan mempelajari sistem serta masalah-masalah tanaman karet yang terjadi di lapangan.