KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena-Nyalah sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan semestinya. Di dalam makalah ini saya sebagai
penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Mata kuliah, Asisten Dosen serta teman-teman yang telah membantu, baik
bantuan berupa moril maupun materil, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan
dengan semestinya.
Saya sebagai
penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih perlu di sempurnakan
terutama tambahan bahan informasi,
saran-saran dan kriktik para pembaca sangat di nantikan. Meskipun demikian
penulis berharap agar makalah ini sedikitnya dapat memberikan manfaat bagi
pembaca Semoga Allah SWT meridhoi segala
niat baik bagi kita semua Amin……
Makassar, 13
Desember 2013
Yosia Talagande
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola integrasi antara tanaman dan
ternak atau yang sering disebut dengan
pertanian terpadu adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian.
Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan
pupuk kandang di lahan pertanian,
sehingga pola ini sering disebut pola
peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan
limbah pertanian digunakan untuk pakan
ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka
memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman
haruslah saling melengkapi, mendukung
dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan
hasil usaha taninya.
Agar proses
pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya
produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan
tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan
sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang
lengkap dan seluruh komponen produksi
tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen
lainnya. Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan
biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
Selain hemat energi, keunggulan lain
dari pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam sumber penghasilan.
Sistem Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur.
Seorang petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam
dan menanam sayuran. Kotoran yang
dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak
perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih bisa mengandalkan
daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk mendapatkan
penghasilan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem kerja dari tumpang sari dalam Sistem Pertanian
Terpadu?
2. Bagaimana analisis usaha dari sistem produksi tanaman-ternak?
3.
Biomassa
yang terdapat pada padi, pisang dan itik?
C. Tujuan
1.
Mengetahui hubungan timbal
balik antara tanaman lamtoro, tanaman
padi dan ternak itik
2. Menambah wawasan mahasiswa tentang
pertanian terpadu.
3. Mengajari mahasiswa untuk melihat peluang
wirausaha yang lebih ekonomis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem
Integrasi tanaman –Ternak
Dalam sistem
integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan, serta
limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan potensi yang
perlu dikembangkan. Sistem integrasi ternak dan tanaman pangan dapat menjadi
andalan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan,ternak, selain
melestarikan kesuburan tanah dengan adanya pupuk organik.
jenis tanaman yang ditanam dilahan adalah pohon pisang
sebagai tanaman pagar, tanaman padi sebagai tanaman budidaya yang di padukan dengan
ternak itik. Dengan jumlah lahan seluas 50 m x 100 m, lahan tanaman padi dan
tanaman pisang 50 m 60. Lahan yang
lainnya digunakan sebagai tempat beternak itik dan pembuatan kompos. Pupuk yang
diberikan pada tanaman adalah sepenuhnya pupuk organik sehingga kita juga dapat
membudidayakan ikan di sawah tersebut.
B. Interaksi
Timbal Balik
Dari
minimnya petani yang menggunakan metode alley cropping ini, kita ketahui bahwa
petani tidak terlalu memikirkan apa
keuntungan dari metode ini, sehingga mereka ketergantungan pada bahan makanan
tanaman yang besifat kimia. Dengan adanya penjelasan yang lebih rinci kita
dapat memahami dengan seksama.
Adapun hubungan
timbal balik antara tanaman pisang, tanaman padi dan ternak itik adalah sebagai
berikut :
a.
Interaksi antara tamanam pisang dan
tanaman padi
Pisang
adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar),
Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Interaksi pisang pada tanaman padi
adalah pisang berperan penting sebagai tanaman pagar pada tanaman padi, tanaman
pisang menyediakan nitrogen yang dibutuhkan oleh padi sehingga unsur hara
nitrogen pada tanaman padi dapat tercukupi. Tanaman pisang ini juga berfungsi
sebagai pelindung angin pada tanaman padi.
b.
Interaksi antara tanaman padi dan
ternak itik
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok
yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di
pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak
asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Interaksi tanaman padi pada
ternak itik adalah padi menyiapkan makanan pada ternak itik pada saat setelah
panen yaitu dengan cara melepas itik di sawah yang telah dipanen dengan tujuan
itik memakan sisa-sisa buah padi dan setelah pasca panen makanan itik bisa didapat
dari kulit buah padi yaitu dedak.
Sebaliknya itik memberikan pupuk kandang pada tanaman padi pada saat
pemeliharaan, itik ini juga membantu membersihkan lahan ketika dimasukkan
kelahan setelah panen.
c.
Interaksi antara ternak itik dan
tanaman pisang
Itik adalah hewan yang sangat digemari oleh masyarakat
indonesia, umumnya daerah Ajatappareng. Itik ini sudah menjadi bahan acara
mingguan didaerah ini, sehingga wirausahan di Ajatappareng juga tidak
tanggung-tanggung untuk beternak itik karena memiliki prospek yang sangat
tinggi. Interaksi yang dapat dilakukan oleh itik pada tanaman pisang adalah
menyediakan pupuk kandang, sehingga tanaman pisang dapat terpenuhi unsur
haranya. Sebaliknya buah pisang dapat dijadikan makanan itik dengan cara
mencampur dengan dedak. Tanaman pisang
juga berfungsi sebagai pelindung dari sengatan sinar matahari.
C.
Analisis Usaha Tani
a.
Aspek
pemasaran padi, pisang dan itik
Oleh
pedagang, produk – produk hasil padi kebanyakan langsung di pasarkan ke
pedagang pengumpul. Harga yang di berikan sendiri masih selalu berfluktuasi dan
tidak menentu. Hal tersebut terjadi di karenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang aspek pasar. Sama halnya dengan hasil budidaya pisang, juga
melalui pedagang pengumpul dan memberikan harga yang relatif rendah pada petani
kita. Buah pisang juga sangat diperlukan oleh masyarakat kota maupun desa. Di
kota sering sekali kekurangan stok buah pisang, maka dari masalah ini kita
memiliki peluang usaha yang sangat berprospek tinggi. Pemasaran itik ada juga yang
melalui pedagang pengumpul tetapi lebih banyak peternak yang mejual langsung
kekonsumen karena mereka sadar bahwa harga yang secara lansung dengan konsumen
berbeda jauh dengan harga yang ditawarkan. Jadi tujuan pemasaran ke tiga bahan
pangan ini yaitu di pasarkan di pasar – pasar kota, atau pasar local di luar
daerah yang selalu membutuhkan pasokan yang relative tinggi.
b.
Analisis
aspek produksi
Dalam setiap
kegiatan yang berbasis bisnis selalu terjadi kompetisi antara sesama produsen
yang ketat. Baik itu kompetisi memperebutkan pasar ataupun konsumen. Namun hal
tersebut sudah menjadi hal yang biasa, kerena memang sudah menjadi resiko
produsen untuk bersaing sesama produsen yang lain. Namun dengan adanya
persaingan, hal tersebuat akan membuat produsen lebih kreatif dan menciptakan
inovasi – inovasi agar produk andalannya mampu bersaing di pasaran.
Tak terkecuali dalam tanaman padi,
pisang dan ternak itik, proses produksi yang baik sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk-produk komoditi yang bermutu tinggi yang diharapkan mampu
menarik minat maupun daya beli konsumen yang terus meningkat. Salah satu usaha
menigkatkan kualitas tersebut adalah dengan budidaya dan diternakkan secara intensif, dengan perawatan intensif.
c.
Analisis
aspek manajemen
Usaha ini dikelola oleh pemilik
lahan sendiri dan dengan modal sendiri serta dengan bantuan tenaga kerja
harian setiap kali dibutuhkan, seperti pada persiapan lahan dibutuhksn 5 HOK,
pengolahan tanah dibutuhkan 5 HOK, penanaman dibutuhkan 5 HOK, penyemprotan dilakukan
oleh 3 HOK, penyiangan di butuhkan 2 HOK, penyulaman dibutuhkan 3 HOK,
pemupukan dibutuhkan 3 HOK, panen dibutuhkan 4 HOK, pemberian pakan ternak 2
HOK.
d.
Analisis aspek keuangan
1. Biaya
tetap
- pajak bumi & bangunan :
Rp.7.000 / 1/2 ha / 3 bulan
- biaya penyusutan alat :4 Cangkul : 4 x Rp. 35.000 = Rp.140.000
· 2 Parang : 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000
2 Hands
sprayer : 2 x Rp. 160.000 = Rp. 320.000
1 gulung jaring : Rp. 250.000
25 Tempat makanan itik : 25 x Rp. 25.000 = 625.000
![]() |
Total biaya tetap =
Rp. 1.475.000
2. Biaya
variabel (tidak tetap)
-biaya Tenaga Kerja
1 HOK = Rp. 50.000
· Pemeliharaan : 30 HOK x Rp 50.000 = Rp 1.500.000
· Benih
padi : 5
kg x Rp. 30.000 = Rp. 150.000
· pupuk kandang : 500 kg x Rp
500 = Rp 250.000
· anak itik : 250
ekor x Rp. 2.000 = Rp 500.000
· dedak : 500
kg x Rp 500 = Rp 250.000
· bibit pisang :
160 bibit x 5.000 = Rp 800.000
Total = Rp 1.800.000
3. Total biaya produksi
-Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 1.475.000 + Rp. 1.800.000 = Rp.
3.275.000
4. Hasil produksi
- produksi padi
·
Luas lahan
60 m x 50 m = 1500 kg x Rp 3.500 = Rp 6.750.000
·
Produksi pisang =150 batang pisang, 150
batang x 8 sisir = 1.200 sisir,
1.200 sisir x Rp. 1.500 = Rp.
1.800.000
·
Produksi itik, 250 ekor itik x Rp.
20.000 = Rp. 5.000.000
Total hasil produksi = Rp. 13.550.000
5. Keuntungan
Hasil
Produksi – Biaya Produksi = Rp. 13.550.000 - Rp. 3.275.000 = Rp. 10.280.000
6. Analisis
aspek ekonomi
B/C ratio = keuntungan / total biaya = Rp.
10.280.000/ Rp. 3.275.000 = 3,14
D.
Potensi Biomassa
Biomassa adalah sisa-sisa tanaman atau ternak yang tidak terpakai dan dpat
didaur ulang sesuai fungsinya. Adapun biomassa yang tedapat pada tanaman padi
adalah jerami. Jerami dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos dan sangat
berguna bagi tanaman. Biomassa lainnya ialah sekam, sekam dapat didaur ulang
menjadi bokasi yang juga kandungannya sangat diperlukan oleh tanaman.
Pada tanaman
pisang, banyak biomassa yang dapat kita daur ulang atau manfaatkan, salah
satunya ialah daunnya. Daun pisang memiliki banyak fungsi contohnya digunakan
untuk membungkus. Biomassa lain yang terdapat pada tanaman pisang ialah batang
dan pelepahnya, dapat di daur ulang menjadi tali.
Itik juga
memiliki biomassa yang berkualitas. Salah satu biomassa yang terdapat pada itik
ialah jeroan yang dapat menjadi bahan pakan ikan.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Dengan
menggunakan sistem pertanian terpadu ternyata kualitas produk dan nilai
ekonomisnya lebih baik karena mengirit biaya. Sistem alley cropping dengan tanaman
padi menggunakan tanaman pagar pisang dipadukan dengan ternak itik sangat
mengefisienkan waktu biaya dan lahan.
Usaha tani
campuran adalah suatu system dimana dalam satu lahan bisa ditanami dengan lebih
dari satu jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan. System produksi tanaman-ternak adalah dimana ada lebih dari satu
komoditi yang saling berinteraksi dan memberi keuntungan, baik antara tanaman
pangan, pakan dan ternak itu sendiri.
Selain dari hasil produksi inti tanaman alley cropping
dan ternak, masih banyak nilai ekonomis maupun nonekonomis yang dapat tercipta
dari biomassa tanaman dan ternak tersebut, dan tentunya akan memancing kita
untuk membuka usaha baru yang berkaitan dengan produk biomassa.
4.2
Saran
Pengembangan
sistem pertanian terpadu sangat penting untuk dilakukan karena selain
memanfaatkan lahan kosong juga dapat meningkatkan pendapatan petani, atau
menambah jumlah produksi petani dari tanaman utamanya.
Kami
sebagai penulis menyadari akan adanya kekurangan dari makalah atau tulian kami.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
membangun dan memperbaiki makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Athathorick, T. Alief. 2005. Kemiripan
Komunitas Tumbuhan Bawah Pada Beberapa Tipe Ekosistem
Perkebunan Di Kabupaten Labuhan Batu. Sumatera Utara. Departemen
Ekonominya. Bogor. Fakultas Pertanian IPB. http://www.googlecendikia.com. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013.
Kusnadi, Uka. 2008. Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Sistem
Integrasi Tanaman-Ternak Untuk Menunjang Swasembada Daging Sapi. Bogor. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Petrenakan. http://www.googlecendikia.com. Diakses pada tanggal 10 Desember
2013.
Pribadi, Ekwasita Rini. 2007. Kajian Kelayakan Usaha Tani Pola Tanam
Sambiloto Dengan Jagung. Bogor.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. http://www.jurnallittri.com. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013.
Soedjana, Tjeppy D. 2007. Sistem
Usaha Tani Terintegrasi Tanaman -Ternak Sebagai Respon Petani Terhadap Faktor Resiko. Bogor. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan. http://www.linkpdf.com. Diakses pada tanggal 10 Desember 2013.
0 komentar:
Posting Komentar