BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Cuaca
dan Iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian
khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan
dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu
lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan
merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam
bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Ilmu
cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas, sedangkan ilmu
iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga mengkaji tentang
gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut mempunyai
sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana
iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen
atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim
bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup
memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca
musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer
yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan
diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau
nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Trenberth,
Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim
sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh
aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar
keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy
(2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena
El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah
hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi
sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi
dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim.
Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara,
awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda
dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya
pengendali-pengendali iklim . Pengendali iklim atau faktor yang dominan
menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain
menurut Lakitan (2002) adalah
- Posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang),
- Keberadaan lautan atau permukaan airnya,
- Pola arah angin,
- Rupa permukaan daratan bumi, dan
- Kerapatan dan jenis vegetasi.
Cuaca
dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang
kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis
di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari
dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan
besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara
alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran
udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau
berfluktuasi dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara
proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim
menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi
dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang
menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk
bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara
global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat
terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi
normal.
Menurut Winarso (2003) berdasarkan
kajian dan pantauan dibidang iklim siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30
tahun dan terpendek adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi
baku yang umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade.
Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih
jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.
1.2 Tujuan
dan Kegunaan
Tujuannya
adalah untuk dapat mengetahui proses yang terjadi dan fakto-faktor yang
mempengaruhi cuaca dan iklim.
Kegunaannya
adalah dapat memberikan kontribusi ilmu dan pengetahuan bagi siswa/siswi
menyangkut cuaca dan iklim serta sebagai bahan informasi untuk pembuatan
makalah selanjutnya.
1.3 Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja yang menjadi karakteristik cuaca dan iklim?
2.
Faktor-faktor
apa saja yang memepengaruhi cuaca dan iklim?
3.
Apa
pengaruh cuaca dan iklim terhadap kehidupan mahkluk hidup?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Iklim
Iklim
merupakan kesimpulan atau sintesis dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (dari
hari ke hari dan bulan ke bulan) dalam suatu wilayah dan periode yang panjang.
Wilayah cakupan iklim pun sangatlah luas serta waktu yang sangat panjang (lebih
dari 30 tahun). Data iklim yang diperoleh haruslah menggambarkan kondisi
atmosfer wilayah tersebut. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah
klimatologi. Ilmu ini lebih berikatan dengan ilmu statistik, fisika, dan
geografi. Sifat iklim yaitu, berlaku selamnya, meliputi wilayah yang luas, dan
merupakan hasil rata-rata cuaca yang bukan merupakan pencatatan baru.
2.2 Cuaca
Cuaca
adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relati
sempit dan pada jangka waktu yang singkat serta bersifat kontinyu. Cuaca
merupakan nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahannya dalam jangka waktu
pendek (diurnal/ 24 jam). Unsur-unsur cuaca yang digunakan adalah penerimaan
radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara (RH), tekanan udara, kecepatan
angin, arah angin, dan penutupan langit oleh awan. Cabang ilmu yang mempelajari
cuaca adalah meteorologi. Meteorologi berasal dari kata meteoros (ruang atas/
atmosfer) dan logos (ilmu). Jadi, meteorologi adalah ilmu cuaca yang
mendasarkan penggunaan ilmu fisika dan matematika untuk menganalisis perubahan
atmosfer. Ilmu ini membahas pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta fisika
yang berlangsung di atmosfer.
2.3
Unssur-unsur Cuaca dan Iklim
2.3.1 Sinar matahari
Sinar
matahari yang dipncarkan kebumi hanya sedikit diserap oleh lapisan atmosfer.
Sebagian besar sinar matahari langsung diterima permukaan bumi, baru kemudian
dipantulkan kembali sebagian ke atmosfer. Hal ini yang menyebabkan suhu di
lapisan atmosfer bawah(trotosfer) paling tinggi dibagian yang dekat denan
permukaan bumi dan semakin rendah seiring dengan naiknya ketinggan.
2.3.2 Awan
Awan
adalah uap air yang terkondensasi dan di dalam atmosfer membentuk titik-titik
air atau kristal es. Berdasarkan bentuknya awan dikelompokkan menjadi:
a.
Cumulus, berbentuk gumpalan berukuran besar sampai beriak kecil.
b.
Stratus, berbentuk tabir berlapis-lapis ratamenutupi langit.
c.
Cirrus, berbentuk garis-garis.
Berdasarkan
ketinggiannya, awan dapat dikelompokkan sesuai dengan yang berlaku
internsional, yaitu:
a. Awan tinggi(>6000 m)
b. Awan sedang (2000-6000 m)
c. Awan rendah(0-2000 m)
d. Awan dengan susunan vertikal
/ batas bawahnya 500-2000 m dan puncaknya sampai 10000 m
2.3.3 Hujan
Hujan
merupakan hasil kondensasi uap air yang terus berlangsung di udara. Titik-titik
air yang membentuk awan akan bergabung membentuk partikel yang lebih besar
kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Titik air hujan pada umumnya
berjari-jari antara 0,3-3mm, sedangkan pada hujan rintik-rintik berjari-jari
antara 0,04-0,3mm.
Selain
hujan yang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan yaitu hujan
salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung menjadi padat
berbentuk kristal, apabia terjadi pada suhu -15ºC sampai -20ºC. Proses itu
dinamakan sublimasi. Curah hujan dapat diukur. Jika semua angka
pengukuran dijumlahkasn selama satu bulan distasiun meteorologi, maka diperoleh
curah hujan bulanan. Jika dilanjutkan sampai setahun maka diperoleh data curah
hujan tahunan.
2.3.4 Angin
Angin
adalah gerakan udara yang terjaddiatas permukaan bumi. Pada umumnya angin
bergerak horizontal, namun dalam meteorologi ditemukan juga angin yang bergerak
vertikal atau miring mengikuti lereng. Penyebab terjadinya angin adalah
perbedaan tekanan udara di dua wilayah yang berdekatan. Angin bersifat
meratakan/menyeimbangkan tekanan udara. Semakin besar perbedaan tekanan udara,
semakin kencang aliran angin.
Rotasi
bumi menyebabkan timbulnya gaya yang memengaruhi arah prgerakan angin. Angin sangat
bermanfaat bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup,dari manusia hingga tumbuhan.
Bagi manusia angin dapat membantu dalam penyalaran karea adanya angin darat dan
angin laut.
2.3.5 Kelembapan udara
Kelembapan
udara dinamakan juga kelengasan atau kebasahan udara, yaitu kandungan uap air
dalam udara.semakin rendah kandungan uap air, dara akan semakin rendah. Daerah
topis seperti indonesia memiliki kandungan uap air yang tinggi sehingga udara
terasa lembab. Daerah gurun atau padang pasir yang sangat kering memiliki
kandungan uap air yang sangat rendah.
Uap
air diudara merupakan hasil pnguapan air di permukaan bumi, air tanah, atau air
yang ada pada tumbuhan. Kandugan uap air di udara berubah-ubah. Uap air yang
ada dii atmosfer berasal dari siklus hidrologi sehingga jumlah air disuatu
daerah akan memengaruhi jumlah uap air di daerah tersebut. Tekanan dan suhu
juga dapat memengaruhi kandungan uap air udara.
2.3.6 Suhu udara
Suhu
udara dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Suhu udara memengaruhi kemampuan
udara menahan uap air. Semakin rendah suhu udara, kemampuan menahan uap air
juga menurun. Misalnya, jika pada suhu 300C udara disuatu area mengandung
25 g uap air/m3, kemudian suhu udara turun sampai 200C,
uap air yang 25 g/m3 itu telah melebihi batas maksimum. Hal ini
menyebabkan udara menjadi jenuh uap air. Pada saat udara mencapai batas
maksimum uap air, pengembunan mulai terjadi. Mula-mula terbentuk awan atau
kabut, kemudian turun hujan. Oleh karena itu, penurunan suhu udara dapat
menyebabka turun hujan.
2.3.7 Tekanan udara
Udara
memberikan tekanan yang cukup besar pada permukaan bumi, yaitu sekitar 1 kg
untuk setiap luas bidang 1 cm2. Tekanan ini berasal dari berat
partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai ketinggianberatus-ratus
kilometer dari permukaan bui. Tekanan udara standar besarnya adalah 1 atm atau
sama dengan 1,013 bar. Alat pengukur tekana udara adalah barometer yang terdiri
atas dua jenis, yaitubarometer raksa dan barometer raksa.
Udara
cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah
untuk mencapai keseimbangan.tekanan udara yang sangat rendah dapat menghasilkan
badai dan topan. Sebaiknya, daerah yang bertekanan udara tinggi cenderung
menghasilkan cuaca yang kering dan tidak berawan. Hal ini disebabkan udara
didaerah bertekanan tinggi bergerak turun sehingga menghangat, mengakibatkan
titik air di udara mengalami penguapan sehingg tidak membentuk awan.
2.4 Pengaruh Cuaca dan Iklim
Perlu
diketahui bahwa iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan
seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi,
dan pariwisata.
2.4.1 Bidang Pertanian
Manfaat
iklim dalam bidang pertanian diantaranya adalah Menentukan waktu tanam,
menentukan tanaman yang sesuai. Selain itu cuaca dan iklim juga memiliki dampak
bagi pertanian (SoerjadiWirjohamidjojo, 1993: 54). Dampak secara langsung yaitu
dampak yang ditimbulkan oleh sesuatu unsur cuaca/iklim kepada kegiatan
pertanian. Dampak lansung tersebut ada yang dirasakan seketika, dan ada yang
dirasakan secara lambat. Misalnya curah hujan yang lebat atau terus menerus
dapat menimbulkan tanah longsor saat itu, angin kencang menimbulkan kerusakan
batang tanaman, dan adanya embun beku yang mengenai tanaman membuat daun dan
batang tanaman menjadi kering.Dampak langsung yang diraskan secara lambat
adalah kadar cuaca yang baru dirasakan setelah berkali-kali terjadi, misalnya
tanah menjadi lembap setelah beberapa hari turun hujan, tanah menjadi kering
setelah beberapa hari hujan makin berkurang. Dampak tidak langsung adalah
dampak yang ditimbulkan oleh faktor lain tetapi faktor tersebut timbul
berkaitan dengan cuaca/iklim yang terjadi, sedangkan kadar cuaca/iklim yang
terjadi tersebut diperlukan bagi kegiatan pertanian pada waktu itu. Cuaca/iklim
tidak hanya diperlukan tanaman saja tetapi hama , penyakit, tumbuhan parasit
juga memerlukan cuaca/iklim. Sering terjadi bahwa kerusakan tanaman tidak
karena cuaca saat itu secara langsung , tetapi karena timbulnya hama, penyakit,
parasit yang justru hidup subur pada saat adanya cuaca yang dipelukan bagi tanaman
dan kegiatan pertanian waktu itu. Dengan demikian gangguan tidak timbul dari
cuaca, tetapi karena hama, penyakit, dan parasit yang hidup subur karena
didukung cuaca waktu itu.
2.4.2 Bidang Transportasi
Faktor-faktor
cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi.
Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat
mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap
penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut.
Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
2.4.3 Bidang Telekomunikasi
Faktor
cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus
angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan
telepon angin.Pengaruh lain yaitu kondisi cuaca yang kurang baik dapat
mengganggu jaringan telekomunikasi. Misalnya saat kondisi hujan atau mendung
sinyal Handphone menjadi melemah.
2.4.4 Bidang Pariwisata
Faktor
cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca
cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan
sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat
maupun laut.
2.5
Perubahan Iklim Global
Perubahan
iklim global disebabkan oleh meningkatnya kosentrasi gas di atmosfer.Hal ini
terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari
batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas di atmosfer seperti
karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Sang surya yang
menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer
sehingga udara bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia.Apabila kemudian
atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah “efek selimut” seperti yang terjadi pada
rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh “selimut
gas” sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke
udara, semakin tebal “selimut Bumi”, semakin panas pula suhu bumi.
Beberapa penyebab lainnya ini juga berakibat buruk bagi ekosistem. Sebagai contoh, diatom dalam air yang berfungsi sebagai makanan ikan sekaligus penyerap karbondioksida saat ini terancam populasinya turun akibat ketidakmampuan diatom dalam beradaptasi dengan perubahan suhu yang ada. Jika hal ini terus berlanjut tanpa ada upaya penyelesaian, populasi ikan laut dapat menurun. Selain itu, perubahan iklim ini juga menyebabkan beberapa spesies flora fauna terancam.
Beberapa penyebab lainnya ini juga berakibat buruk bagi ekosistem. Sebagai contoh, diatom dalam air yang berfungsi sebagai makanan ikan sekaligus penyerap karbondioksida saat ini terancam populasinya turun akibat ketidakmampuan diatom dalam beradaptasi dengan perubahan suhu yang ada. Jika hal ini terus berlanjut tanpa ada upaya penyelesaian, populasi ikan laut dapat menurun. Selain itu, perubahan iklim ini juga menyebabkan beberapa spesies flora fauna terancam.
Dampak
Perubahan cuaca dan Iklim Global yang diperkirakan akan menyertai
pemanasan global adalah sebagai berikut:
1.
Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga
permukaan laut naik. Air laut naik maka akan menenggelamkan pulau dan
menghalangi mengalirnya air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran
rendah kalau di Indonesia seperti pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah
Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain.
2.
Perubahan cuaca dan iklim sehingga berdampak
buruk pada pola pertanian Indonesia yang mengandalkan makanan pokok beras pada
pertanian sawah yang bergantung pada musim hujan. Suhu bumi yang panas
menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga air menjadi langka. Ini memukul
pola pertanian berbasis air.
- Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan air laut naik.
- Meningkatnya resiko kebakaran hutan.
- Mengakibatkan El Nino dan La Nina. El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu permukaan air laut di pantai barat peru – Ekuador(Amerika selatan) yang mengakibatkan gangguan iklim secara global. La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya El Nino.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1.
Cuaca dan Iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Sifat iklim yaitu, berlaku selamnya, meliputi wilayah yang
luas, dan merupakan hasil rata-rata cuaca yang bukan merupakan pencatatan baru
sedangkan cuaca bersifat kontinyu.
2.
Unsur-unsur
cuaca meliputi sinar matahari, awan, hujan, angin, kelembaban udara, suhu, dan
tekanan udara,
3.
Dalam
kurun waktu tertentu, cuaca dan iklim memberi pengaru yang baik terhadap
lingkungan kehidupan manusia, diantaranya yaitu; dalam bidang pertanian,
transportasi, telekomunikasi, pariwisata, dan lain-lain.
4. Perubahan Cuaca dan Iklim yang sangat
signifikan, dapt juga memberi dampak buruk bagi kehidupan mahkluk hidup,
diantaranya yaitu; Pencairan bongkahan es yang mengakibatkan naiknya air laut
sehingga pulau kehidupan manusia terancam akan tenggelam, produksi pertanian
yang akan semakin menurun, resiko kebakaran hutan, pemanasan global (efek rumah
kaca).
3.2 Saran
Manfaatkan
cuaca dan iklim yang terjadi di daerah kita masing-masing, dan kurangi polusi
yang menyebabkan ketidakseimbangan iklim dan cuaca, karena dengan adanya iklim
& cuaca kita mendapatkan keuntungan yang tak ternilai harganya.
DAFTAR PUSTAKA
Bayong Tyasono.
2004. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Bayong, T.H.K,
1988. Proses Mikrofisis Dan Modifikasi Awan. Seminar Hujan Buatan, Badan Meteorologi
dan Geofisika. Jakarta.
Benyamin, Lakitan.
1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Bocah. 2008.
Unsur-unsur Cuaca dan Iklim. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim/
Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei 2011.
Buckman Brady.
1982. Dasar Klimatologi. Erlangga. Jakarta.
Darldjoeni.
2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. UT. Jakarta.
Doorenbos. 1977. Peralatan
Agroklimatologi dalam Menunjang Dunia Pertanian Secara Umum. Bina Insan
Press. Jakarta.
Gunarsih.2001. Klimatologi
Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. BinaAksara. Jakarta
Guslim, O.K
Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi
Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1994. Klimatologi
Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT.
Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Hanum. 2009.
Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hutabarat. 1986. Manfaat
Klimatologi Bagi Pertanian. Bumi Penerbit. Surabaya.
Kartasapoetra,
A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi
Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Leonheart, 2010. http://taufikanugrah.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim.html Diakses pada Hari Minggu, 15 Mei
2011.
Manan. 1980. Unsur
Cuaca dan Iklim. Sains Media. Tangerang
Martha W.J. 1993. Mengenal
Dasar–Dasar Hidrologi. Nova. Bandung.
Ponce.
1989. Manfaat dan Peranan Iklim bagi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar