KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Kamis, 10 April 2014

MIKORIZA ARBUSKULA (MA) / arbuscular mycorrhizal



                                         Jamur Mikoriza Arbuskula (MA)
Rizosfer tanah adalah lingkungan yang sangat menarik dan rumit sekitar akar tanaman. Ada berbagai jenis mikroorganisme yang sangat banyak dalam rizosfer tanah berinteraksi dengan mikroba lain dan dengan akar tanaman. Sifat-sifat tanah rizosfer membuatnya menjadi daerah yang unik dan aktif. Aktivitas dan interaksi mikroorganisme rhizotrophik bisa sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi tanah, pertumbuhan tanaman dan kegiatan mikroorganisme. Jamur MA adalah salah satu mikroba utama tanah yang membentuk asosiasi dengan kebanyakan tanaman dan berperan penting terhadap penyerapan Fosfor (P). 

Jamur MA dapat mengubah hubungan air dengan tanaman inang yang berdampak pada perbaikan morfologi dan metabolisme tanaman inang serta meningkatkan adaptasi tanaman terhadap kekeringan. Mikoriza Arbuskula (MA) adalah salah satu mikroba tanah yang paling penting dan secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mikroorganisme tanah lainnya. Bagian tanah disekitar akar yanaman dan hifa jamur MA yang berinteraksi dengan bakteri yang disebut ‘mycorrhizosphere’. Terdapat berbagai jenis bakteri tanah yang interaksi dengan jamur MA di rizosfer dan umumnya berinteraksi sinergis (Thangadurai, Carlos, Mohamed, 2010 dalam Sinarta, 2011).
Jamur MA beradaptasi dengan baik, serta dengan kultur teknis tanaman. Kepadatan jamur MA tidak dipengaruhi oleh jenis tanaman penutup tetapi, dipengaruhi interaksi antara jenis tanaman penutup dengan interval kedalaman tanah. Kepadatan jamur MA teringgi terdapat pada tanaman penutup herba dengan interval kedalaman 0 – 5 cm. Sedangkan kepadatan terendah terdapat pada tanaman penutup rumput dengan kedalaman 5 – 15 cm, hal ini menunjukkan bahwa kedalaman tanah merupakan faktor penting dalam identifikasi dan isolasi propagula jamur MA (Handayani, 2002).
Pemberian mikoriza dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : menggunakan tanah yang mengandung mikoriza, menggunakan akar yang mengandung mikoriza, menggunakan miselia cendawan, dan menggunakan spora mikoriza yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul. Inokulum bahan yang mengandung mikoriza diberikan pada saat persemaian. Lahan yang pernah diinokulasi dengan inokulum mikoriza, pada penanaman berikutnya tidak memerlukan inokulasi karena masih terdapat bertahan untuk periode selanjutnya (Liaku, 2009).
Perakaran tanaman yang telah terinfeksi jamur MA mempunyai bentuk fisik yang lebih baik dan membentuk luas serapan akar yang lebih besar. Hal ini meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap aair dan unsur hara baik mikro maupun makro. Penggunaan jamur MA pada tanaman kakao akan lebih efektif bila aplikasi dilakukan pada pembibitan. Hal tersebut memberikan peluang lebih besar untuk mikoriza menginfeksi akar tanaman. Dengan demikian bibit yang akan dipindahkan ke lapang perakarannya telah terlindungi oleh jamur MA. Dalam hal ini, media tanam dicampur homogen dengan inokulum jamur MA kemudian segera ditanami dengan bibit kakao, sehingga bibit kakao yang akan ditanam dilapang telah mengandung mikoriza. Dosis jamur  MA yang digunakan untuk setiap bibit tergantung dari kandungan spora pada inokulum jamur MA. Untuk kandungan spora 1- 50 gr/gram dosis inokulum, dosis yang disarankan adalah 50-100 gram / tanaman (BBP2TP Surabaya, 2009).
Setidaknya ada empat manfaat penting yang diberikan dengan pemakaian pupuk hayati Mikoriza (Sasli, 2004), antara lain:
1.    Dapat meningkatkan terutama penyerapan unsur hara phospor (P) lebih tinggi, dibanding tanaman tanpa mikoriza. Sekaligus dapat menghemat pemakaian pupuk Nitrogen 50%, fosfor 27% dan Kalium 20%.
2.    Mampu menahan serangan patogen tanah karena adanya lapisan mantel (hifa)  Mikoriza yang menyelimuti perakaran tanaman. Selain itu,beberapa jenis mikoriza dapat menghasilkan antibiotik yang memiliki kemampuan menyerang balik bakteri,virus dan jamur yang bersifat patogen.
3.    Mikoriza dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyelimuti butir-butir tanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polisakarida yang dihasilkan cendawan mikoriza. Pupuk mikoriza bukan bahan kimia sehingga tidak akan mencemari lingkungan.
4.    Aplikasinya hanya sekali seumur tanaman, karena ia hidup dan berasosiasi dengan akar tanaman secara terus menerus otomatis akan berkembang dan selama itu pula menjalankan fungsi membantu penyerapan hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Hasil penelitian Sinarta (2011) menunjukkan bahwa pemberian jamur mikoriza 6 g dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao yang lebih baik dibanding tanpa mikoriza yang terlihat dari tingginya nilai rata-rata untuk hampir semua peubah yang diamati dibanding bibit yang tidak bermikoriza. Hasil penelitian Ikhwan (2012) menunjukkan bahwa pemberian jamur mikoriza 7,5 g memberikan hasil terbaik untuk luas daun, luas daun spesifik dan berat kering daun. Bibit kakao bermikoriza meningkatkan bobot kering tajuk dan akar masing-masing sebesar 144,7% dan 190% dibanding kontrol

0 komentar:

Posting Komentar