Jamur
Mikoriza Arbuskula (MA)
Rizosfer
tanah adalah lingkungan yang sangat menarik dan rumit sekitar akar tanaman. Ada
berbagai jenis mikroorganisme yang sangat banyak dalam rizosfer tanah
berinteraksi dengan mikroba lain dan dengan akar tanaman. Sifat-sifat tanah
rizosfer membuatnya menjadi daerah yang unik dan aktif. Aktivitas dan interaksi
mikroorganisme rhizotrophik bisa sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi
tanah, pertumbuhan tanaman dan kegiatan mikroorganisme. Jamur MA adalah salah
satu mikroba utama tanah yang membentuk asosiasi dengan kebanyakan tanaman dan
berperan penting terhadap penyerapan Fosfor (P).
Jamur MA dapat mengubah
hubungan air dengan tanaman inang yang berdampak pada perbaikan morfologi dan
metabolisme tanaman inang serta meningkatkan adaptasi tanaman terhadap kekeringan.
Mikoriza Arbuskula (MA) adalah salah satu mikroba tanah yang paling penting dan
secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan mikroorganisme tanah
lainnya. Bagian tanah disekitar akar yanaman dan hifa jamur MA yang
berinteraksi dengan bakteri yang disebut ‘mycorrhizosphere’.
Terdapat berbagai jenis bakteri tanah yang interaksi dengan jamur MA di
rizosfer dan umumnya berinteraksi sinergis (Thangadurai, Carlos, Mohamed, 2010 dalam Sinarta, 2011).
Jamur
MA beradaptasi dengan baik, serta dengan kultur teknis tanaman. Kepadatan jamur
MA tidak dipengaruhi oleh jenis tanaman penutup tetapi, dipengaruhi interaksi
antara jenis tanaman penutup dengan interval kedalaman tanah. Kepadatan jamur
MA teringgi terdapat pada tanaman penutup herba dengan interval kedalaman 0 – 5
cm. Sedangkan kepadatan terendah terdapat pada tanaman penutup rumput dengan
kedalaman 5 – 15 cm, hal ini menunjukkan bahwa kedalaman tanah merupakan faktor
penting dalam identifikasi dan isolasi propagula jamur MA (Handayani, 2002).
Pemberian
mikoriza dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : menggunakan tanah
yang mengandung mikoriza, menggunakan akar yang mengandung mikoriza,
menggunakan miselia cendawan, dan menggunakan spora mikoriza yang sudah dikemas
dalam bentuk kapsul. Inokulum bahan yang mengandung mikoriza diberikan pada
saat persemaian. Lahan yang pernah diinokulasi dengan inokulum mikoriza, pada
penanaman berikutnya tidak memerlukan inokulasi karena masih terdapat bertahan
untuk periode selanjutnya (Liaku, 2009).
Perakaran
tanaman yang telah terinfeksi jamur MA mempunyai bentuk fisik yang lebih baik dan
membentuk luas serapan akar yang lebih besar. Hal ini meningkatkan kemampuan
tanaman dalam menyerap aair dan unsur hara baik mikro maupun makro. Penggunaan
jamur MA pada tanaman kakao akan lebih efektif bila aplikasi dilakukan pada
pembibitan. Hal tersebut memberikan peluang lebih besar untuk mikoriza
menginfeksi akar tanaman. Dengan demikian bibit yang akan dipindahkan ke lapang
perakarannya telah terlindungi oleh jamur MA. Dalam hal ini, media tanam
dicampur homogen dengan inokulum jamur MA kemudian segera ditanami dengan bibit
kakao, sehingga bibit kakao yang akan ditanam dilapang telah mengandung
mikoriza. Dosis jamur MA yang digunakan
untuk setiap bibit tergantung dari kandungan spora pada inokulum jamur MA.
Untuk kandungan spora 1- 50 gr/gram dosis inokulum, dosis yang disarankan
adalah 50-100 gram / tanaman (BBP2TP Surabaya, 2009).
Setidaknya
ada empat manfaat penting yang diberikan dengan pemakaian pupuk hayati Mikoriza
(Sasli, 2004), antara lain:
1.
Dapat meningkatkan terutama penyerapan
unsur hara phospor (P) lebih tinggi, dibanding tanaman tanpa mikoriza.
Sekaligus dapat menghemat pemakaian pupuk Nitrogen 50%, fosfor 27% dan Kalium
20%.
2.
Mampu
menahan serangan patogen tanah karena adanya lapisan mantel (hifa) Mikoriza yang menyelimuti perakaran tanaman.
Selain itu,beberapa jenis mikoriza dapat menghasilkan antibiotik yang memiliki
kemampuan menyerang balik bakteri,virus dan jamur yang bersifat patogen.
3.
Mikoriza
dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyelimuti butir-butir tanah.
Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polisakarida yang dihasilkan
cendawan mikoriza. Pupuk mikoriza bukan bahan kimia sehingga tidak akan
mencemari lingkungan.
4.
Aplikasinya
hanya sekali seumur tanaman, karena ia hidup dan berasosiasi dengan akar
tanaman secara terus menerus otomatis akan berkembang dan selama itu pula
menjalankan fungsi membantu penyerapan hara yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman.
Hasil penelitian Sinarta (2011) menunjukkan bahwa
pemberian jamur mikoriza 6 g dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao yang
lebih baik dibanding tanpa mikoriza yang terlihat dari tingginya nilai
rata-rata untuk hampir semua peubah yang diamati dibanding bibit yang tidak bermikoriza.
Hasil penelitian Ikhwan (2012)
menunjukkan bahwa pemberian jamur mikoriza 7,5 g memberikan hasil terbaik untuk
luas daun, luas daun spesifik dan berat kering daun. Bibit kakao bermikoriza
meningkatkan bobot kering tajuk dan akar masing-masing sebesar 144,7% dan 190%
dibanding kontrol
0 komentar:
Posting Komentar