KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Sabtu, 12 April 2014

AGROKLIMATOLOGI KABUPATEN PINRANG



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Pinrang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km dari Makassar arah utara yang berbatasab dengan Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, luas wilayah 1.961,77 km² dan berpenduduk sebanyak ±347.684 jiwa. Kabupaten Pinrang sebagai salah satu wilayah sentra pengembangan padi BOSOWA SIPILU (Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu) di Sulawesi Selatan).
Asal Muasal Pemberian nama pinrang ada beberapa versi cerita yang berkembang di masyarakat Pinrang sendiri, Pinrang berasal dari bahasa bugis yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa", hal ini disebabkan oleh karena pada awal pembukaan daerah Pinrang yang tepatnya saat ini di pusat kota kabupaten Pinrang, masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa.

Selain itu, disebabkan oleh karena suatu ketika Raja Sawitto yang bernama La Paleteang, bebas dari pengasingan dari kerajaan Gowa berkat bantuan To barani pole' Kassadisambut gembira oleh rakyatnya, namun mereka terheran-heran karena wajah sang raja berubah dan mereka berkata "pinra bawangngi tappana puatta pole Gowa"yang artinya berubah saja mukanya Tuan Kita dari Gowa, maka setelah itu rakyat mulai menyebut daerah tersebut sebagai Pinra yang artinya berubah kemudian berubah penyebutan menjadi Pinrang.
Kabupaten Pinrang, cikal bakalnya berasal dari Onder Ofdeling Pinrang yang berada di bawah afdeling Pare-Pare. yang merupakan gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja yaitu KASSA, BATULAPPA, SAWITTO, dan SUPPA yang sebelumnya adalah anggota konfederasi kerajaan Massenrengpulu(Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng (Suppa dan Sawitto), ini merupakan bagian dari adu domba Kolonial untuk memecah persatuan di Sulawesi Selatan.
Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda. Bendungan ini dibangun pada tahun 1939, dimana pada awalnya hanya sebuah survey pada induk bendungan Benteng oleh Ir. Frama tahun 1927. Bendungan ini mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir. H. M Verway. Bendungan Benteng yang dibangun dalam masa pemerintahan kolonial Belanda tersebut, sampai sekarang masih berfungsi. Bahkan masih merupakan bendungan andalan untuk mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha, meliputi persawahan sekitar 27.000 ha di Kabupaten Pinrang dan sekitarnya 40.000 ha di daerah tetangganya, yaitu Kabupaten Sidenreng  Rappang (Sidrap) Bendungan Benteng terletak di Kecamatan Patampanua, 20 km arah utara kota Pinrang. Memerlukan perjalanan 20 menit melalui jalan darat.
Luas Tanam padi dicapai pada akhir tahun 2009 seluas 89.751 ha dengan produksi sebesar 640.115 Ton GKG, berarti Produktivitas yang dicapai adalah 69.15 Kw/Ha. Produksi yang dicapai tahun 2007 sebesar 640.115 Ton GKG setara dengan 424.249 ton beras, maka pada akhir tahun 2009 Kabupaten Pinrang mencapai surplus sebesar 200 ribu ton lebih. Semuanya itu tidak lepas dari andil Bendungan Benteng ini yang senantiasa mengairi daerah  persawahan  meskipun  dalam keadaan musim kemarau. Sebagai illustrasi bahwa Bendungan ini, Pada posisi Piennsakll (bukaan pintu air) 45 cm, pelayanan air sudah mencapai debet air 28.5444 m3/detik.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk dilaksanakan praktikum untuk memberi informasi kepada praktikan tentang bendungan benteng tersebut.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sejarah mengenai Bendungan dan fungsi dari Bendungan Benteng tersebut.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi kepada mahasiswa agar dapat lebih memahami manfaat dari Bendungan tersebut terhadap beberapa wilayah yang ada di Sulawesi Selatan.


BAB II
METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
          Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 November 2013, Pukul 15.00-17.00 WITA. Di Bendungan Benteng, Desa Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
2.2. Lokasi Praktikum
            Lokasi praktikum yaitu di Desa Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel  1. Saluran Induk

NO
SALURAN
KABUPATEN
DISALURI
DIAIRI
(MAX)

1.

Pekkabata


Polmas

Mamasa

5.445 Ha

2.

Sawitto’

      Pinrang

Pinrang

39.000 Ha

3.

Rappang

       Sidrap

Sidrap

   17.000 Ha

Elevasi mata air maksimal pada Bendung Benteng, berkisar maksimal 22,50 meter dari permukaan laut. Pada Bendung Benteng terdapat Debit andalas 225 meter dari permukaan laut dan Debit terpakai 75 meter dari permukaan laut. Acuan memberikan air kesetiap areal yang ada sekitar 1,5 L/d/Ha. Kedalaman saluran Bendung Benteng 6 meter dan 8,5 meter. Bendung Benteng elevasi percunya ditempati dan pintu 14 dan tinggi daun pintu 7,75 selebihnya dihitung dari atas karena elevasi bangunannya 24,50.
3.2. Pembahasan
3.2.1  Sejarah bendungan Benteng
Bendung Benteng merupakan Bendung Gerak dibangun dengan "system coupure" yang terletak dikelurahan Benteng, Kecamatan Patampanua,  Kabupaten Pinrang berjarak 13 km sebelah utara pusat kota Pinrang atau 196 km dari kota Makassar. Nama Bendung Benteng diambil dari nama kampung dimana bendung itu dibangun yaitu Kampung Benteng.
Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda. Bendungan ini dibangun pada tahun 1939, dimana pada awalnya hanya sebuah survey pada induk bendungan Benteng oleh Ir. Frama tahun 1927. Bendungan ini mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir. H. M Verway.
Bendungan Benteng yang dibangun dalam masa pemerintahan kolonial Belanda tersebut, sampai sekarang masih berfungsi. Bahkan masih merupakan bendungan andalan untuk mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha, meliputi persawahan sekitar 27.000 ha di Kabupaten Pinrang dan sekitarnya 40.000 ha di daerah tetangganya, yaitu Kabupaten Sidenreng  Rappang (Sidrap) Bendungan Benteng terletak di Kecamatan Patampanua, 20 km arah utara kota Pinrang. Memerlukan perjalanan 20 menit melalui jalan darat. Bendung Benteng dikontruksikan bangunannya oleh Ir.Freymer dan dibangun pada tahun 1939, dan Bendung benteng tersebut sudah berumur 73 tahun.
3.2.2 Mekanisme Pengairan
Bendungan benteng terdapat dua jenis saluran, yaitu (1) Saluran tertutup dengan menggunakan Pipa dan (2) Saluran terbuka berbentuk trapesium sehingga air yang mengalir terus-menerus dengan skala banyak, seperti Ruak yang ada di sebelah kiri. Bendung Benteng ada dua Ruak yaitu Ruak bagian kanan dan bagian kiri, bagian kanan itu berfungsi sebagai bantuan kebutuhan air untuk PLN dan PDAM, sedangkan, bagian kiri berfungsi sebagai irigasi pada sawah-sawah yang ada disekitar bendungan dan juga sebagai air minum untuk wilayah disekitar bendungan diairi.
Saluran induk Rappang melayani luas sawah  fungsional  2,198 ha (kabupaten Pinrang)  15,885 ha (kabupaten Sidrap) dan 2,147 ha  (kabupaten Wajo). Total luas fungsional 20,230 ha. Tahapan yang harus dilakukan dalam pembangunan pengairan yang dikenal dengan SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Aquasition Construction, Operation and Maintenance), begitu pula dalam pembangunan Bendung Benteng sebagai berikut.
a.   Survey, dilaksanakan pada tahun 1927 oleh Ir. S. Fremer 
b.   Desain, dilaksanakan pada tahun 1933 oleh Ir. S. Fremer 
c.   Pembangunan, dimulai pada tahun 1936 oleh Ir. H.M. Verwey 
Terdapat tiga Saluran diantaranya adalah sebagai berikut.
Ø  Saluran induk artinya saluran pembawa mulai dari intek pengambilan sampai bangunan pengatur.
Ø  Saluran Sekunder yaitu saluran yang mengambil pada saluran Induk.
Ø  Saluran Tersier yaitu saluran yang mengambil pada saluran sekunder.
Pendistribusian oleh tiga buah saluran induk yaitu saluran pekkabata diairi maksimal 5.445 Ha untuk yang disalurkan pada kabupaten Polmas, saluran Sawitto sendiri seluas 39.000 Ha yang mengaiiri kabuapten pinrang itu sendiri, saluran Rappang diairi seluas maksimal 17.000 Ha untuk kabupaten sidrap itu sendiri. Bendung Benteng memiliki lima sumber mata air, yaitu sungai Mamasa yang terletak di mamasa sendiri, sungai Saddang yang terletak di kabupaten Tana Toraja, sungai Baruppu’ yang juga terletak di Tana Toraja, sungai Matallo’ terletak di Kabupaten Enrekang dan yang terakhir sungai Matuppu’ terletak di Kabupaten Enrekang.
Jumlah  hidrologi Barru-Tator 46 termasuk curah hujan dan air. Bangunan ukur yang ada di Kabupaten Rappang memakai Penturimeter, di Kabupaten Sawitto memakai Rum degruter, sedangkan di Pekkabata memakai Bendung Kurung. Ketiga Kabupaten tersebut bangunan ukur yang dipakai untuk didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pada Bendungan, terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu bendung yang dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi mata airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua arah yaitu atas dan bawah. Apabila airnya lewat atas maka pintu diturunkan, pintu itu dinamakan pintu Roming. Dan bila airnya lewat bawah, maka pintunya dinaikkan, pintu tersebut dinamakan pintu Sorong. Sedangkan Bendung tetap yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu yang melimpah. Apabila air yang datang lebih besar, maka hal tersebut akan meluap disekitarnya.
3.2.3 Sistem Pengoperasian bendungan
Bendung dapat diartikan dengan meninggikan elevasi muka air, sedangkan bendungan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan air kebeberapa wilayah. Pada Bendungan, terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu bendung yang dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi mata airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua arah yaitu atas dan bawah. Apabila airnya lewat atas maka pintu diturunkan, pintu itu dinamakan pintu Roming. Dan bila airnya lewat bawah, maka pintunya dinaikkan, pintu tersebut dinamakan pintu Sorong. Sedangkan Bendung tetap yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu yang melimpah. Apabila air yang datang lebih besar, maka hal tersebut akan meluap disekitarnya. Pada pembagunan Bendungan Benteng itu, permasalahan yang muncul adalah masalah operasional dan kekurangan air. Kekurangan air bukan masalah yang berat dikarenakan masalah ini masih dapat diasumsikan oleh jaringan sehingga pembuatan bendungan bisa dilanjutkan dengan baik.
Perencanaan Bendungan itu ada tiga yaitu :
1)      Kondisi Geologi
2)      Topografi
3)      Sumber mata air
Apabila Bendungan dibangun dengan areal, maka akan tergenang wilayah sekitanya. Mekanisme keamanan pada Bendung Benteng yaitu di back up terhadap 721 dengan Polres Patampanua. Selama Bendung ini didirikan, Bendungan tersebut aman karena adanya petugas keamanan. Pemeliharaan alat dilakukan dengan dua cara yaitu automatic dan manual. Automatic dilakukan pengontrolan, sedangkan Manual dilakukan dengan cara memakai rumus. Tindak lanjut yang dilakukan apabila terjadi pendangkalan, akan diterjunkan langsung anggota untuk gotong royong dan apabila anggota tidak mampu maka prosedur pemeliharaan Bendungan dilakukan pendataan dengan cara pendataan atau menyurat ke pusat.

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1)      Bendung Benteng mulai dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir.H. M Verway dan diresmikan pada tahun 1939.
2)      Bendung Benteng didistribusikan oleh tiga saluran induk yaitu saluran pekkabata yang disalurkan pada Kabupaten Polmas dan diairi maksimal 5.445 Ha, saluran Sawitto, dimana disalurkan pada Kabupaten Pinrang dan diairi Maksimal 39.000 Ha, saluran Rappang ini menyaluri Kabupaten Sidrap dan diairi maksimal 17.000 Ha.
3)      Pada Bendungan, terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu bendung yang dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi mata airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua arah yaitu atas dan bawah,Sedangkan Bendung tetap yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu yang melimpah.
4)      Pemeliharaan alat dilakukan dengan dua cara yaitu automatic dan manual.
4.2. Saran
          Sebaiknya pada saat praktek di lapangan, pemaparan mengenai bendungan tersebut dapat diperlihatkan bagian-bagian yang penting agar praktikan dapat lebih memahami tentang penjelasan yang diberikan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Berbagai hasil penelitian. https://foursquare.com/v/bendung-benteng-kabupaten-pinrang/4c5a3133b1aa9c7444350c49. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Danusaputro, 1978. Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Makassar). http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pinrang. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Departemen Pekerjaan Umum Sekretariat Jenderal Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Modul : Operasi dan Pemeliharaan Irigasi, Kode: FA060100K009, Diklat Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik Pengairan Tingkat Ahli.
 Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal  Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang.
Holdgate, 1979. Bendungan Benteng Kabupaten Pinrang. http://aksamian-four.blogspot.com/2011/12/bendungan-benteng.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013
Nurdiana, 2012. Bendungan Benteng dan Sejarah Kabupaten Pinrang. http://nurdianax.blogspot.com/2012/10/bendungan-benteng-dan-sejarah-kabpinrang.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013
Sthamdaeka Saputri, 2012. Sejarah terbentuknya suatu Bendungan Benteng. http://hamidaeka.blogspot.com/2012/09/bendungan-benteng.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.


       



    





0 komentar:

Posting Komentar