BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten
Pinrang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km
dari Makassar arah utara yang berbatasab dengan Kabupaten Polewali Mandar
Provinsi Sulawesi Barat, luas wilayah 1.961,77 km²
dan berpenduduk sebanyak ±347.684 jiwa. Kabupaten Pinrang sebagai salah satu wilayah
sentra pengembangan padi BOSOWA SIPILU (Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu) di Sulawesi
Selatan).
Asal Muasal Pemberian nama pinrang ada beberapa versi
cerita yang berkembang di masyarakat Pinrang sendiri, Pinrang berasal dari
bahasa bugis yaitu kata "benrang" yang berarti "air
genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa", hal ini disebabkan oleh
karena pada awal pembukaan daerah Pinrang yang tepatnya saat ini di pusat kota
kabupaten Pinrang, masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan berawa.
Selain itu, disebabkan oleh karena suatu ketika Raja
Sawitto yang bernama La Paleteang, bebas dari pengasingan dari kerajaan Gowa
berkat bantuan To barani pole' Kassadisambut gembira oleh rakyatnya, namun
mereka terheran-heran karena wajah sang raja berubah dan mereka berkata
"pinra bawangngi tappana puatta pole Gowa"yang artinya berubah saja
mukanya Tuan Kita dari Gowa, maka setelah itu rakyat mulai menyebut daerah
tersebut sebagai Pinra yang artinya berubah kemudian berubah penyebutan menjadi
Pinrang.
Kabupaten Pinrang, cikal bakalnya berasal dari Onder
Ofdeling Pinrang yang berada di bawah afdeling Pare-Pare. yang merupakan
gabungan empat kerajaan yang kemudian menjadi self bestuur atau swapraja yaitu
KASSA, BATULAPPA, SAWITTO, dan SUPPA yang sebelumnya adalah anggota konfederasi
kerajaan Massenrengpulu(Kassa dan Batulappa) dan Ajatappareng (Suppa dan
Sawitto), ini merupakan bagian dari adu domba Kolonial untuk memecah persatuan
di Sulawesi Selatan.
Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda. Bendungan
ini dibangun pada tahun 1939, dimana pada awalnya hanya sebuah survey pada
induk bendungan Benteng oleh Ir. Frama tahun 1927. Bendungan ini mulai
dikerjakan pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir. H. M Verway. Bendungan Benteng
yang dibangun dalam masa pemerintahan kolonial Belanda tersebut, sampai
sekarang masih berfungsi. Bahkan masih merupakan bendungan andalan untuk
mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha, meliputi persawahan sekitar
27.000 ha di Kabupaten Pinrang dan sekitarnya 40.000 ha di daerah tetangganya, yaitu
Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap)
Bendungan Benteng terletak di Kecamatan Patampanua,
20 km arah utara kota Pinrang.
Memerlukan perjalanan
20 menit melalui jalan darat.
Luas
Tanam padi dicapai pada akhir tahun 2009 seluas 89.751 ha dengan produksi
sebesar 640.115 Ton GKG, berarti Produktivitas yang dicapai adalah 69.15 Kw/Ha. Produksi yang dicapai
tahun 2007 sebesar 640.115 Ton GKG setara dengan 424.249 ton beras, maka pada
akhir tahun 2009 Kabupaten Pinrang mencapai surplus sebesar 200 ribu ton lebih. Semuanya itu tidak
lepas dari andil Bendungan Benteng ini yang senantiasa mengairi daerah persawahan
meskipun dalam
keadaan musim kemarau. Sebagai
illustrasi bahwa Bendungan ini, Pada posisi Piennsakll (bukaan pintu air) 45
cm, pelayanan air sudah mencapai debet air 28.5444 m3/detik.
Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu untuk dilaksanakan praktikum untuk memberi informasi kepada praktikan
tentang bendungan benteng tersebut.
1.2. Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sejarah mengenai Bendungan dan
fungsi dari Bendungan Benteng tersebut.
Kegunaan
dari praktikum ini adalah
sebagai bahan informasi kepada mahasiswa
agar dapat lebih memahami manfaat dari Bendungan tersebut terhadap beberapa
wilayah yang ada di Sulawesi Selatan.
BAB II
METODOLOGI
2.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 30 November 2013, Pukul 15.00-17.00 WITA. Di Bendungan Benteng,
Desa Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang,
Sulawesi Selatan.
2.2. Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum yaitu di
Desa Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 1. Saluran
Induk
NO
|
SALURAN
|
KABUPATEN
|
DISALURI
|
DIAIRI
(MAX)
|
1.
|
Pekkabata
|
Polmas
|
Mamasa
|
5.445 Ha
|
2.
|
Sawitto’
|
Pinrang
|
Pinrang
|
39.000 Ha
|
3.
|
Rappang
|
Sidrap
|
Sidrap
|
17.000 Ha
|
Elevasi mata
air maksimal pada Bendung Benteng, berkisar maksimal 22,50 meter dari permukaan laut. Pada Bendung Benteng
terdapat Debit andalas 225 meter dari permukaan laut dan Debit terpakai 75 meter dari permukaan laut. Acuan memberikan air
kesetiap areal yang ada sekitar 1,5 L/d/Ha. Kedalaman saluran Bendung Benteng 6
meter dan 8,5 meter. Bendung Benteng
elevasi percunya ditempati dan pintu 14 dan tinggi daun pintu 7,75 selebihnya
dihitung dari atas karena elevasi bangunannya 24,50.
3.2. Pembahasan
3.2.1 Sejarah
bendungan Benteng
Bendung Benteng merupakan Bendung Gerak dibangun dengan
"system coupure" yang terletak dikelurahan Benteng, Kecamatan
Patampanua, Kabupaten Pinrang berjarak
13 km sebelah utara pusat kota Pinrang atau 196 km dari kota Makassar. Nama
Bendung Benteng diambil dari nama kampung dimana bendung itu dibangun yaitu
Kampung Benteng.
Bendungan Benteng adalah salah satu peninggalan Kolonial Belanda. Bendungan
ini dibangun pada tahun 1939, dimana pada awalnya hanya sebuah survey pada
induk bendungan Benteng oleh Ir. Frama tahun 1927. Bendungan ini mulai dikerjakan
pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir. H. M Verway.
Bendungan Benteng yang dibangun dalam masa pemerintahan kolonial Belanda
tersebut, sampai sekarang masih berfungsi. Bahkan masih merupakan bendungan
andalan untuk mengairi persawahan sampai seluas lebih 60.000 ha, meliputi persawahan
sekitar 27.000 ha di Kabupaten Pinrang dan sekitarnya 40.000 ha di daerah
tetangganya, yaitu Kabupaten Sidenreng
Rappang (Sidrap) Bendungan Benteng terletak di Kecamatan Patampanua,
20 km arah utara kota Pinrang.
Memerlukan perjalanan
20 menit melalui jalan darat. Bendung Benteng
dikontruksikan bangunannya oleh Ir.Freymer dan dibangun pada tahun 1939, dan
Bendung benteng tersebut sudah berumur 73 tahun.
3.2.2 Mekanisme Pengairan
Bendungan
benteng terdapat dua jenis
saluran, yaitu (1) Saluran tertutup dengan menggunakan Pipa dan (2) Saluran terbuka berbentuk trapesium sehingga air
yang mengalir terus-menerus
dengan skala banyak, seperti Ruak yang ada di sebelah kiri. Bendung Benteng ada
dua Ruak yaitu Ruak bagian kanan dan bagian kiri, bagian kanan itu berfungsi
sebagai bantuan kebutuhan air untuk
PLN dan PDAM, sedangkan, bagian kiri berfungsi sebagai irigasi pada sawah-sawah yang ada disekitar bendungan dan
juga sebagai air minum untuk
wilayah disekitar bendungan diairi.
Saluran induk Rappang melayani luas sawah fungsional
2,198 ha (kabupaten Pinrang)
15,885 ha (kabupaten Sidrap) dan 2,147 ha (kabupaten Wajo). Total luas fungsional
20,230 ha. Tahapan yang harus dilakukan dalam pembangunan pengairan yang
dikenal dengan SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Aquasition
Construction, Operation and Maintenance), begitu pula dalam pembangunan Bendung
Benteng sebagai berikut.
a. Survey, dilaksanakan pada tahun
1927 oleh Ir. S. Fremer
b. Desain, dilaksanakan pada tahun
1933 oleh Ir. S. Fremer
c. Pembangunan, dimulai pada tahun
1936 oleh Ir. H.M. Verwey
Terdapat tiga Saluran diantaranya adalah sebagai berikut.
Ø Saluran
induk artinya saluran pembawa mulai dari intek pengambilan sampai bangunan
pengatur.
Ø Saluran
Sekunder yaitu saluran yang mengambil pada saluran Induk.
Ø Saluran
Tersier yaitu saluran yang mengambil pada saluran sekunder.
Pendistribusian oleh tiga buah saluran induk yaitu
saluran pekkabata diairi maksimal 5.445 Ha
untuk yang disalurkan pada kabupaten Polmas,
saluran Sawitto sendiri seluas
39.000 Ha yang mengaiiri kabuapten
pinrang itu sendiri, saluran Rappang diairi seluas maksimal 17.000 Ha untuk kabupaten sidrap itu sendiri. Bendung Benteng memiliki lima sumber mata air,
yaitu sungai Mamasa yang terletak di mamasa sendiri, sungai Saddang yang
terletak di kabupaten Tana Toraja, sungai Baruppu’ yang juga terletak di Tana
Toraja, sungai Matallo’ terletak di Kabupaten Enrekang dan yang terakhir sungai
Matuppu’ terletak di Kabupaten Enrekang.
Jumlah hidrologi Barru-Tator 46 termasuk curah hujan
dan air. Bangunan ukur yang ada di Kabupaten Rappang memakai Penturimeter, di
Kabupaten Sawitto memakai Rum degruter, sedangkan di Pekkabata memakai Bendung
Kurung. Ketiga Kabupaten tersebut bangunan ukur yang dipakai untuk
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pada Bendungan,
terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu
bendung yang dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi mata
airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua arah
yaitu atas dan bawah. Apabila airnya lewat atas maka pintu diturunkan, pintu
itu dinamakan pintu Roming. Dan bila airnya lewat bawah, maka pintunya
dinaikkan, pintu tersebut dinamakan pintu Sorong. Sedangkan Bendung tetap yaitu
Bendung yang menerima apa yang datang itu yang melimpah. Apabila air yang
datang lebih besar, maka hal tersebut akan meluap disekitarnya.
3.2.3 Sistem Pengoperasian bendungan
Bendung
dapat diartikan dengan meninggikan elevasi muka air, sedangkan bendungan dapat
diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan air
kebeberapa wilayah. Pada Bendungan, terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak
dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu bendung yang dapat diatur permukaan
airnya dengan cara apabila elevasi mata airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka
pintunya dibuka, dengan melewati dua arah yaitu atas dan bawah. Apabila airnya
lewat atas maka pintu diturunkan, pintu itu dinamakan pintu Roming. Dan bila
airnya lewat bawah, maka pintunya dinaikkan, pintu tersebut dinamakan pintu
Sorong. Sedangkan Bendung tetap yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu
yang melimpah. Apabila air yang datang lebih besar, maka hal tersebut akan meluap
disekitarnya. Pada pembagunan Bendungan Benteng itu, permasalahan yang muncul
adalah masalah operasional dan kekurangan air. Kekurangan air bukan masalah
yang berat dikarenakan masalah ini masih dapat diasumsikan oleh jaringan
sehingga pembuatan bendungan bisa dilanjutkan dengan baik.
Perencanaan
Bendungan itu ada tiga yaitu :
1) Kondisi
Geologi
2) Topografi
3) Sumber
mata air
Apabila Bendungan
dibangun dengan areal, maka akan tergenang wilayah sekitanya. Mekanisme keamanan pada
Bendung Benteng yaitu di back up terhadap 721 dengan Polres Patampanua. Selama
Bendung ini didirikan, Bendungan tersebut aman karena adanya petugas keamanan. Pemeliharaan alat
dilakukan dengan dua cara yaitu automatic dan manual. Automatic dilakukan
pengontrolan, sedangkan Manual dilakukan dengan cara memakai rumus. Tindak
lanjut yang dilakukan apabila terjadi pendangkalan, akan diterjunkan langsung
anggota untuk gotong royong dan apabila anggota tidak mampu maka prosedur
pemeliharaan Bendungan dilakukan pendataan dengan cara pendataan atau menyurat
ke pusat.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari
hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1)
Bendung Benteng mulai dikerjakan
pada tahun 1936 dibawah Pimpinan Ir.H. M Verway dan diresmikan pada tahun 1939.
2)
Bendung Benteng didistribusikan
oleh tiga saluran induk yaitu saluran pekkabata yang disalurkan pada Kabupaten
Polmas dan diairi maksimal 5.445 Ha, saluran Sawitto, dimana disalurkan pada
Kabupaten Pinrang dan diairi Maksimal 39.000 Ha, saluran Rappang ini menyaluri
Kabupaten Sidrap dan diairi maksimal 17.000 Ha.
3)
Pada Bendungan,
terdapat dua Bendung yaitu Bendung gerak dan Bendung tetap. Bendung gerak yaitu
bendung yang dapat diatur permukaan airnya dengan cara apabila elevasi mata
airnya lebih dari 22,50 m dpl, maka pintunya dibuka, dengan melewati dua arah
yaitu atas dan bawah,Sedangkan
Bendung tetap yaitu Bendung yang menerima apa yang datang itu yang melimpah.
4) Pemeliharaan
alat dilakukan dengan dua cara yaitu automatic dan manual.
4.2. Saran
Sebaiknya pada saat praktek di
lapangan, pemaparan mengenai bendungan tersebut dapat diperlihatkan
bagian-bagian yang penting agar praktikan dapat lebih memahami tentang
penjelasan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011. Berbagai hasil penelitian. https://foursquare.com/v/bendung-benteng-kabupaten-pinrang/4c5a3133b1aa9c7444350c49.
Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Danusaputro,
1978. Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Makassar). http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pinrang. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
Departemen Pekerjaan Umum Sekretariat Jenderal Pusat Pendidikan dan
Pelatihan. Modul : Operasi dan Pemeliharaan Irigasi, Kode: FA060100K009, Diklat
Fungsional Pengangkatan Pertama Teknik Pengairan Tingkat Ahli.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar
Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang.
Holdgate,
1979. Bendungan Benteng Kabupaten Pinrang. http://aksamian-four.blogspot.com/2011/12/bendungan-benteng.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013
Nurdiana, 2012.
Bendungan Benteng dan Sejarah Kabupaten Pinrang. http://nurdianax.blogspot.com/2012/10/bendungan-benteng-dan-sejarah-kabpinrang.html. Diakses pada tanggal 8
Desember 2013
Sthamdaeka Saputri, 2012. Sejarah terbentuknya suatu Bendungan Benteng.
http://hamidaeka.blogspot.com/2012/09/bendungan-benteng.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013.
0 komentar:
Posting Komentar