KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Rabu, 09 April 2014

PEMBIBITAN / SEEDLINGS



I.         PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, selain itu kondisi tanah di Indonesia yang mempunyai kandungan unsur hara yang baik sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Salah satu produk hortikultura yang menjadi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah ataupun diolah terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan. Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat, adalah cabai, sehingga tidak mengherankan bila volume peredaran di pasaran dalam skala besar.

            Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika. Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabai sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabai yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obatobatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Harga cabai yang tinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya cabai umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. Cabai pun kini mnejadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Namun, banyak kendala yang dihadapi petani dalam berbudidaya cabai. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul, antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen. Selain itu, produktivitas buah yang rendah dan waktu panen yang lama tentunya akan memperkecil rasio keuntungan petani cabai.
            Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu. Cabai termasuk komoditas sayuran yang hemat lahan karena untuk peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan teknologi budidaya. Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan dilanjutkan dengan penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan pekerjaan baru. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai teknologi dalam usaha tani cabai yang berwawasan agribisnis dan agroindustri.
            Menurut, salah satu sifat tanaman cabai yang disukai oleh petani adalah tidak mengenal musim. Artinya, tanaman cabai dapat ditanam kapan pun tanpa tergantung musim. Cabai juga mampu tumbuh di rendengan maupun labuhan, itulah sebabnya cabai dapat ditemukan kapan pun di pasar atau di swalayan. Penanaman cabai pada musim hujan mengandung resiko. Penyebabnya adalah tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan lebat yang terus menerus. Selain itu, genangan air pada daerah penanaman bisa mengakibatkan kerontokan daun dan terserang penyakit akar. Pukulan air hujan juga bisa menyebabkan bunga dan bakal buah berguguran.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.1.1        Tujuan
            Praktikum pembibitan ini bertujuan untuk mengetahui cara pembibitan, serta untuk analisis pertumbuhan dalam suatu percobaan.

1.1.2        Kegunaan
             Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bisa menjadi acuan untuk mahasiswa dalam melakukan pembibitan suatu tanaman hortikultura dalam pengembangannya.






II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Pembibitan
2.1.1 Cabai
              Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional. Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya. Kandungan terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker.

 2.1.2  Tomat
            Tomat merupakan jenis sayuran buah yang sangat populer dikonsumsi baik buah segar, sebagai salad maupun dikonsumsi dalam bentuk jus tomat. Tapi tahukah Anda apa nama latin tomat? Jika jawaban Anda tidak tahu, pada artikel ini akan dibahas mengenai nama latin dan sedikit informasi tentang buah tomat.
Tomat merupakan tanaman perdu dengan tinggi berkisar 1-3 meter yang berasal dari Amerika Tengah, Selatan, Peru dan Meksiko. Berdasarkan catatan yang ada, diperkirakan tomat disebarkan oleh pelaut Spanyol ke koloninya di kepulauan karibia, Filipina kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tomat umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan biasanya akan mati layu setelah dipanen (Moenandir, 1988). Nama latin dari tomat adalah Solanum lycopersicum L. Sinonim Lycopersicon esculentum Miller
       Menurut Sun et al. (2000), klasifikasi tanaman tomat secara lengkap :
·         Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom         : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas                    : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·         Sub Kelas             : Asteridae
·         Ordo                     : Solanales
·         Famili                   : Solanaceae (suku terung-terungan)
·         Genus                   : Solanum
·         Spesies                 : Solanum lycopersicum L
              Pembibitan tanaman tomat di lakukan sebelum tahap pengolahan tanah. Berbeda dengan cara menanam jagung, dimana biji langsung di tanam, untuk menanam tomat, biji tomat harus di semaikan dahulu. Untuk benih, pilih buah tomat yang sehat dan sudah matang sepenuhnya. Buah tidak keriput atau cacat. Buah media semai dengan menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 lalu tambahkan kurang lebih 1,5% pupuk NPK halus.  Sebelum di semai benih tomat sebaiknya didesinfektan dengan cara merendamnya kedalam larutan fungisida, agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati, setelah itu baru disemai di persemaian. Setelah biji berkecambah, dan memiliki daun semu berjumlah 2, pindahkan bibit kecil tersebut kedalam polibag plastik yang telah berisi media semai. Untuk melindungi bibit dari air hujan, sebaiknya di buatkan sungkup persemaian. Setelah benih tumbuh dan berumur  7 – 10 hari, lakukan penyemprotan fungisida. Dan setelah bibit tomat memiliki daun sejati berjumlah 4 buah, tanaman tersebut siap di tanam di lahan (Sun et al., 2000).
              Ada berbagai penelitian di seluruh dunia pada khususnya bahan dari tomat dan sifat-sifatnya untuk menurunkan risiko kanker didokumentasikan dengan baik ini bahan tertentu dari tomat yang terbaik untuk prostat, paru-paru, dan kanker perut.  lycopene juga muncul untuk melindungi hati dan paru-paru terhadap kerusakan oksidatif juga, dalam sebuah penelitian, di sebuah universitas di Toronto menemukan bahwa mengkonsumsi beberapa porsi jus tomat sekali setiap hari dalam seminggu akan sendirinya menghentikan beberapa kerusakan protein tertentu dalam tubuh, beberapa studi lainnya di Eropa menyatakan bahwa mungkin menghentikan terjadinya serangan jantung (Moenandir, 1988).

2.1.3 Bayam
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Harganyapun dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar keseluruh dunia.Hampir semua orang mengenal dan menyukai kelezatannya.Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar pencernaan.Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun dan batangnya.Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung, obat, bahan kecantikan, dan lain-lain.Ciri dari jenis bayam yang enak untuk dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan empuk.Sedangkan bayam yang berdaun besar, tipis diolah campur tepung untuk rempeyek (Yusni B, Nurudin Azis, 2001).
Menurut Husnalita, dkk. (1996), Klasisfikasi bayam yaitu:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Amaranthus L








              Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat-obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat (Husnalita, dkk. 1996).


2.1.4 Pak Choy
              Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Anonim, 2012a).
 Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom       : Plantae
Divisio          : Spermatophyta
Kelas             : Dicotyledonae
Ordo             : Rhoeadales
Famili            : Brassicaceae
Genus            : Brassica
Spesies          : Brassica rapa L
              Yogiandre,dkk.,(2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat (Hernowo,2010).
a.       Pembibitan
·         Buat bedengan untuk pesemaian
·         Taburkan benih pada permukaan bedengan lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm 
·         Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat 
·         Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-4 hari 
·         Pindahkan bibit ke pertanaman setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) 
b.       Pengolahan Lahan
·         Olah tanah hingga gembur lalu dibuat bedengan, 2-4 minggu sebelum lahan ditanami 
·         Upayakan lahan harus bersih dari gulma dan tidak ternaungi 
·         Taburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar saat pengolahan tanah
·         Buat bedengan lebar 120 cm, panjang sesuai ukuran petak tanah, tinggi bedengan 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm 
·         Lakukan pemupukan sesuai kesuburan tanah sebagai acuan dapat menggunakan dosis sebagai berikut: 
c.       Penanaman
·         Pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak, daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit 
·         Buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm, 
·         Pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan rapikan.
            Menurut Fahrudin (2009) manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
2.2.  Morfologi Pembibitan
            Secara normal, biji kelapa sawit tidak dapat berkecambah dengan cepat karena adanya sifat Dormasi. Jika benih langsung ditanam pada tanah atau pasir maka persentase daya kecambahnya setelah 3-6 bulan hanya 50%. Untuk mematahkan dormasi benih dapat meningkatkan persentase daya kecambah dapat ditempuh cara seperti ini : Setelah berhasil ditumbuhkan, kecambah dibungkus dengan Polibag. Masing-masing Polibag berisi 200 kecambah. Kemudian polibag tersebut dimasukkan kedalam peti dan siap dikirim ke tempat tujuan. Kecambah dikondisikan sedemikian rupa sehingga kecambah tidak mengalami shock dalam perjalanan. Biasanya, untuk mengantisipasi hal tersebut diberikan bonus 2,5% sebagai cadangan kerusakan kecambah diperjalanan. Waktu untuk pengiriman kecambah harus tepat dengan saat untuk memulai pembibitan ditempat tujuan. Diferensiasi Plumula dan Radikula sudah terlihat jelas pada 10-14 hari setelah benih mulai berkecambah. Untuk pengiriman jarak jauh yang memakan waktu lebih dari 14 hari maka yang dikirim berupa benih yang diambil dari kamar pengering (pre-heat-ed seed) yang masih belum mulai berkecambah (Moenandir, J. 1993).
            Menurut Moenandir, J. (1993), Untuk lebih jelasnya tahapan pekerjaan dalam pengecambahan benih sebagai berikut:
  1. Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah  kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
  2. Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.
  3. Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
  4. Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastic berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.
  5. Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air  (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.
  6. Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
  7. Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
            Pertumbuhan bibit pada minggu-minggu pertama sangat tergantung pada cadangan makanan didalam endosperm (minyak inti). Cadangan makanan tersebut berisi karbohidrat, lemak, dan protein. Daun pertama dana kedua, bahkan kadang-kadang daun ketiga masih berbentuk tabung dan belum mempunyai helaian. Daun selanjutnya mulai membentuk helaian yang lanceolate (secara konvensional disebut daun pertama). Daun-daun selanjutnya mempunyai helaian yang lanceolate, bifid, dan akhirnya baru secara lengkap ,menjadi pinate. Penanaman dilapangan umumnya dilakukan pada umur bibit 12 +/- 2 bulan, mulai dari penanaman kecambah, jumlah daun per bibit pada saat itu rata-rata berkisar 15-24 helai (Bangun, P. 1987).
            Pembentukan bunga dipembibitan umumnya jarang terjadi. Primordia infloresen muncul pada daun ke-24 sampai 34, dengan rata-rata pada daun ke 27 dihitung dari daun pertama yang masih berbentuk tabung atau tak berhelai. Secara visual, primordia inforesen terlihat berkisar dari daun ke-25 sampai 41 dengan rata-rata daun ke-33. Infloresen yang pertama ini umumnya abnormal dan biasanya gugur (abortus). Infloresen yang dapat berkembang sempurna ditemukan berkisar daun ke-23 – 87 dengan rata rata pada daun ke-42 (dalam kelompok 50 tanaman). Pada saat anthesis, rata rata umumnya tanaman yaitu 24 bulan setelah ditaman di lapangan (sekitar 36 bulan setelah pengecambahan). Pada percobaan lain dengan bibit yang lebih vigor, infloresen yang pertama terbentuk pada daun ke-48 dan anthesis sudah terjadi sekitar 32 bulan setelah pengecambahan (Chaeruddin 1996).
            Pembuangan yang lebih awal memberikan sedikit keuntungan bagi tanaman. Buah yang terbentuk biasanya masih kecil dan kandungan minyaknya rendah sehingga tidak begitu berpengaruh banyak terhadap status hara di dalam tanaman. Dengan membuang bunga (kastrasi) dan buah (sanitasi) buah yang dihasilkan selanjutnya akan lebih besar dan sehat (Chaeruddin 1996).
2.3.  Tujuan Pembibitan
            Persiapan bahan tanam dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan persiapan dan pengolahan lahan. Bahkan pada beberapa jenis tanaman obat-obatan dibutuhkan waktu lebih lama untuk mempersiapkan bahan tanam karena pembibitan harus melalui beberapa tahapan. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif yaitu dengan biji dan secara vegetatif yaitu dengan cara stek, cangkok, okulasi, runduk, dan kultur jaringan. Sistem perbanyakan tanaman yang akan digunakan tergantung dari jenis tanaman, keterampilan pekerja, waktu yang dibutuhkan, dan biaya (Chaeruddin 1996)..
            Tujuan pembibitan adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untuk penyulaman. Bila bibit tanaman yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang telah terseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada masa vegetatif dan generatif akan lebih baik (Chaeruddin 1996)..
III.   METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
          Praktikum pembibitan ini di laksanakan pada hari Jumat tanggal 8 November 2013 pukul 16.00 sampai selesai. Bertempat di green hous Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
            Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Talang ukuran 30 x 50 cm sebanyak 4 buah, spayer, dan alat tulis menulis.
3.2.2 Bahan
            Bahan yang digunakan yaitu tanah, arang sekam, benih tanaman (cabe, tomat, pakcoy, dan bayam).
3.3 Prosedur Kerja
  • Tanah di masukkan kedalam 3 buah talang dan 1 talang di masukkan arang sekam.
  • Lembabkan tanah dan arang sekam yang telah dimasukkan kedalam talang tersebut.
  • Setelah semuanya siap, taburkan benih tomat, cabe, dan bayam kedalam talang yang berisi tanah dan benih pakcoy kedalam talang yang berisi arang sekam.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil yang di dapat saat praktikum pembibitan yaitu:


4.2. Pembahasan
4.2.1 Cabai
Persemaian Sebelum tanam di tempat permanen (polybag), benih disemai dulu dalam wadah talang dengan media yang telah disiapkan. Media yang akan ditanami atau tempat penyamaian benih harus dilembabkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar benih memiliki ketersediaan air untuk berkecambah. Ketika disemaikan sebaiknya beri jarak antara benih yang satu dengan benih yang lainnya agar pada saat pemindahan benih yang telah menjadi bibit tidah saling terikat akarnya.
Setelah benih di tanam pada media, letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab. Pembibitan benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan ke tempat pembibitan. Tempat pembibitan dapat berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang serta tambahkan Curater 3 G.  Bibit bisa ditanam di polybag setelah berumur 30-40 hari.
4.2.2 Tomat
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm.
            Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik., yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman. Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
4.2.3 Bayam
Bayam dapat dibudidayakan di dataran rendah ataupun datarn tinggi dan dapat ditanam sepanjang tahun. Tanah dengan kemasaman netral (pH 6-7) menjadi prasarat agar pertumbuhan bayam optimal. Bayam cabut sering ditanam pada tegalan-tegalan dengan irigasi yang baik sementara bayam tahun banyak ditanam di pekarangan-pekarangan. Untuk tanaman yang ditanam melalui persemaian, benih disemai terlebih dahulu hingga tingginya 10 cm. Setelah tanaman memiliki tinggi 10 cm, bayam dipindah ke bedengan dan ditanam dengan jarak tanam 20 x 40 cm. Pemupukan dilakukan pada tanaman yang sudah berusia 3 minggu dengan urea sebanyak 100 kg setiap hektarnya. 
Pemeliaraan hanya dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman bayam dan membuang rumput-rumput gulma yang mengganggu pertanaman bayam. Pengendalian gulma yang biasanya berupa ulat dan belalang cukup dilakukan dengan cara mengambil hama-hama tersebut secara mekanis atau manual dengan tangan dan tidak perlu menggunakan pestisida. 
Untuk tanaman yang ditanam langsung di lahan, penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan. Pada umur sekian, bayam dijarangkan hingga jarak tanamnya menjadi 40 cm. Hasil penjarangan ini dapat digunakan sebagai hasil panenan pertama. Untuk bayam yang hanya dipanen daunnya, tanaman dipangkas sebelum keluar bunga. Pemangkasan dilakukan agar tunas yang muncul semakin banyak da bayam menjadi rimbun. Untuk tanaman yang dipanen seluruh bagian tubuhnya (bayam cabut), panen dilakukan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan atau tinggi mencapai 20-30 cm. Panen dilakukan dengan mencabut bayam hingga ke akarnya. Bayam yang dirawat dengan baik mampu menghasilkan 3 ton panen setiap hektarnya. 
4.2.4 Pak Choy
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
Penanaman tanaman Pakcoy dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm.


IV.   PENUTUP
5.1  Kesimpulan
            Dari praktikum pembibitan yang telah di lakukan maka di dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1)        Pembibitan dilakukan dengan tujuan untuk membuat tanaman lebih dapat cepat tumbu, serta mengatasi berkurangnya kerusakan bibit yang di semaikan.
2)        Tujuan pembibitan juga adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan tanam untuk penyulaman. Bila bibit tanaman yang ditanam di lapangan merupakan bibit yang telah terseleksi maka diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada masa vegetatif dan generatif akan lebih baik.
3)        Pada praktikum pembibitan hanya diperoleh 2 benih yang tumbuh yaitu benih tomat dan pakcoy sedangkan benih yang tidak tumbuh adalah benih bayam dan cabai. Benih yang tidak tumbuh di karenakan tumbuhnya jamur pada saat pembibitan serta kurangnya perhatian praktikan dalam menyiram bibit.

5.2  Saran
            Adapun saran yang dapat saya berikan untuk praktikum pembibitan ini yaitu sebaiknya membangun hubungan komunikasi yang baik antar praktikan dan asisten. Dan saran saya untuk percobaan kesuburan gulma yaitu sebaiknya dalam menyuburkan gulma di gunakan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang yang memiliki dosis seimbang.


DAFTAR PUSTAKA
Hernowo, 2010. Bibit. http://dennisruswanda.blogspot.com/2012/04/bibit. Di akses pada tanggal 14 Desember 2013 pukul 19.00 WITA.
Anonym, 2012. Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah. Di akses pada tanggal 14 Desember 2013 pukul 19.00 WITA.
Bangun, P. 1987. Perlindungna Tanaman Menuju Terwujudnya Pertanian Tangguh Dan Kelestarian Lingkungan tanaman hortikultura. Agricon. Jakarta.
Chaeruddin 1996. . Budidaya Tanaman Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Jurnal Litbang Pertanian.
Husnalita, dkk. 1996. Aplikasi Pupuk Kandang pada Persemaian Bibit Tanaman. http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/05/jurnal-tari.pdf. Di akses pada tanggal 14 Desember 2012 pukul 19.00 WITA
Moenandir, J. 1988. Pengantar Ilmu benih Dan Pengendalian Hama Penyakit (Ilmu Benih-Buku I). Rajawali. Jakarta
Sun et al. 2000. Present status of weed problems in different food crops in Indonesia. Report of the ASEAN PLANTI Tech Meet.on Standardization of wwed interception. Manila, Philippines. 15 pp.
Yusni B, Nurudin Azis, 2001. Budidaya Tanaman Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Jurnal Litbang Pertanian. V (1).

0 komentar:

Posting Komentar