I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian, selain itu kondisi tanah di Indonesia yang mempunyai
kandungan unsur hara yang baik sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Salah satu produk hortikultura yang menjadi unggulan dalam sektor pertanian di
Indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura
yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang
bermanfaat bagi kesehatan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah
ataupun diolah terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan.
Salah satu komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari
berbagai lapisan masyarakat, adalah cabai, sehingga tidak mengherankan bila
volume peredaran di pasaran dalam skala besar.
Cabai
merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum
sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke
negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia. Tanaman
cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat
20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Masyarakat pada umumnya
hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni cabai besar, cabai keriting, cabai
rawit dan paprika. Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang
memiliki peluang bisnis yang baik. Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar
negeri menjadikan cabai sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabai yang
tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obatobatan
merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai merupakan
komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di
Indonesia. Harga cabai yang tinggi memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi
petani. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya cabai umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan budidaya sayuran lain. Cabai pun kini mnejadi komoditas
ekspor yang menjanjikan. Namun, banyak kendala yang dihadapi petani dalam
berbudidaya cabai. Salah satunya adalah hama dan penyakit seperti kutu kebul,
antraknosa, dan busuk buah yang menyebabkan gagal panen. Selain itu,
produktivitas buah yang rendah dan waktu panen yang lama tentunya akan
memperkecil rasio keuntungan petani cabai.
Secara
umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori,
Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan
industri obat-obatan atau jamu. Cabai termasuk komoditas sayuran yang hemat
lahan karena untuk peningkatan produksinya lebih mengutamakan perbaikan
teknologi budidaya. Penanaman dan pemeliharaan cabai yang intensif dan
dilanjutkan dengan penggunaan teknologi pasca panen akan membuka lapangan
pekerjaan baru. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang menguasai
teknologi dalam usaha tani cabai yang berwawasan agribisnis dan agroindustri.
Menurut, salah satu sifat tanaman
cabai yang disukai oleh petani adalah tidak mengenal musim. Artinya, tanaman
cabai dapat ditanam kapan pun tanpa tergantung musim. Cabai juga mampu tumbuh
di rendengan maupun labuhan, itulah sebabnya cabai dapat ditemukan kapan pun di
pasar atau di swalayan. Penanaman cabai pada musim hujan mengandung resiko.
Penyebabnya adalah tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan lebat yang terus
menerus. Selain itu, genangan air pada daerah penanaman bisa mengakibatkan
kerontokan daun dan terserang penyakit akar. Pukulan air hujan juga bisa
menyebabkan bunga dan bakal buah berguguran.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.1.1
Tujuan
Praktikum pembibitan ini bertujuan
untuk mengetahui cara pembibitan, serta untuk analisis pertumbuhan dalam suatu
percobaan.
1.1.2
Kegunaan
Penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bisa menjadi acuan untuk mahasiswa
dalam melakukan pembibitan suatu tanaman hortikultura dalam pengembangannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembibitan
2.1.1
Cabai
Cabai
atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam
anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap
rasa masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia
adalah tanaman cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan
komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran
ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang
tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena merupakan sayuran yang
dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang
semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian
nasional. Cabai merah mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi
kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe adalah A dan C serta mengandung
minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan kehangatan bila kita gunakan
untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Sun et al. (2000). melaporkan cabai merah
mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari radikal bebas.
Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana suatu molekul kehilangan atau
kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut menjadi tidak stabil dan
selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh kita yang lainnya.
Kandungan terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada cabai hijau. Cabai
juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti
kanker.
2.1.2 Tomat
Tomat
merupakan jenis sayuran buah yang sangat populer dikonsumsi baik buah segar,
sebagai salad maupun dikonsumsi dalam bentuk jus tomat. Tapi tahukah Anda apa
nama latin tomat? Jika jawaban Anda tidak tahu, pada artikel ini akan dibahas
mengenai nama latin dan sedikit informasi tentang buah tomat.
Tomat
merupakan tanaman perdu dengan tinggi berkisar 1-3 meter yang berasal dari
Amerika Tengah, Selatan, Peru dan Meksiko. Berdasarkan catatan yang ada,
diperkirakan tomat disebarkan oleh pelaut Spanyol ke koloninya di kepulauan
karibia, Filipina kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tomat umumnya
berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan biasanya akan mati layu setelah dipanen
(Moenandir,
1988). Nama latin
dari tomat adalah Solanum lycopersicum L. Sinonim Lycopersicon esculentum
Miller
Menurut
Sun
et al. (2000), klasifikasi tanaman tomat secara lengkap :
·
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
·
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·
Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·
Sub Kelas :
Asteridae
·
Ordo :
Solanales
·
Famili :
Solanaceae (suku terung-terungan)
·
Genus :
Solanum
·
Spesies :
Solanum lycopersicum L
Pembibitan
tanaman tomat di lakukan sebelum tahap pengolahan tanah. Berbeda dengan cara
menanam jagung, dimana biji langsung di tanam, untuk menanam tomat, biji tomat
harus di semaikan dahulu. Untuk benih, pilih buah tomat yang sehat dan sudah
matang sepenuhnya. Buah tidak keriput atau cacat. Buah media semai dengan
menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 lalu
tambahkan kurang lebih 1,5% pupuk NPK halus. Sebelum di semai benih tomat
sebaiknya didesinfektan dengan cara merendamnya kedalam larutan fungisida, agar
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati, setelah itu baru disemai
di persemaian. Setelah biji berkecambah, dan memiliki daun semu berjumlah 2,
pindahkan bibit kecil tersebut kedalam polibag plastik yang telah berisi media
semai. Untuk melindungi bibit dari air hujan, sebaiknya di buatkan sungkup
persemaian. Setelah benih tumbuh dan berumur 7 – 10 hari, lakukan
penyemprotan fungisida. Dan setelah bibit tomat memiliki daun sejati berjumlah
4 buah, tanaman tersebut siap di tanam di lahan (Sun et al., 2000).
Ada
berbagai penelitian di seluruh dunia pada khususnya bahan dari tomat dan
sifat-sifatnya untuk menurunkan risiko kanker didokumentasikan dengan baik ini
bahan tertentu dari tomat yang terbaik untuk prostat, paru-paru, dan kanker
perut. lycopene juga muncul untuk melindungi hati dan paru-paru terhadap
kerusakan oksidatif juga, dalam sebuah penelitian, di sebuah universitas di
Toronto menemukan bahwa mengkonsumsi beberapa porsi jus tomat sekali setiap
hari dalam seminggu akan sendirinya menghentikan beberapa kerusakan protein
tertentu dalam tubuh, beberapa studi lainnya di Eropa menyatakan bahwa mungkin
menghentikan terjadinya serangan jantung (Moenandir, 1988).
2.1.3
Bayam
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran
komersial yang mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun
pasar swalayan. Harganyapun dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan
bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang
tersebar keseluruh dunia.Hampir semua orang mengenal dan menyukai
kelezatannya.Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut
dan dapat memperlancar pencernaan.Umumnya tanaman bayam dikonsumsi bagian daun
dan batangnya.Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya sebagai tepung,
obat, bahan kecantikan, dan lain-lain.Ciri dari jenis bayam yang enak untuk
dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan empuk.Sedangkan bayam yang berdaun
besar, tipis diolah campur tepung untuk rempeyek (Yusni B, Nurudin Azis,
2001).
Menurut Husnalita, dkk. (1996), Klasisfikasi
bayam yaitu:
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Upafamili:
|
|
Genus:
|
Amaranthus
L
|
Manfaat
lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar
bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan
bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan
sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam.
Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik
(kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat-obatan. Biji
bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan
roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat (Husnalita,
dkk. 1996).
2.1.4
Pak Choy
Pakcoy
(Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan
setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan.
Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan
Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan
Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Anonim, 2012a).
Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L
Yogiandre,dkk.,(2011)
menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau
khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua,
dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah
mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan.
Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman
mencapai tinggi 15–30 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup
besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna
hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka
terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi
lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning
pucat (Hernowo,2010).
a. Pembibitan
·
Buat bedengan untuk pesemaian
·
Taburkan benih pada permukaan bedengan lalu ditutup
dengan tanah setebal 1-2 cm
·
Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan
sprayer atau embrat
·
Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-4 hari
·
Pindahkan bibit ke pertanaman setelah berdaun 3-5
helai (3-4 MST)
b. Pengolahan Lahan
·
Olah tanah hingga gembur lalu dibuat bedengan, 2-4
minggu sebelum lahan ditanami
·
Upayakan lahan harus bersih dari gulma dan tidak
ternaungi
·
Taburkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar saat
pengolahan tanah
·
Buat bedengan lebar 120 cm, panjang sesuai ukuran
petak tanah, tinggi bedengan 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm
·
Lakukan pemupukan sesuai kesuburan tanah sebagai acuan
dapat menggunakan dosis sebagai berikut:
c. Penanaman
·
Pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak,
daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit
·
Buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm,
·
Pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan
rapikan.
Menurut Fahrudin (2009) manfaat sawi
sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk.
Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal,
serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai
minyak serta pelezat makanan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi
adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin
B, dan Vitamin C.
2.2. Morfologi Pembibitan
Secara normal, biji kelapa sawit
tidak dapat berkecambah dengan cepat karena adanya sifat Dormasi. Jika benih
langsung ditanam pada tanah atau pasir maka persentase daya kecambahnya setelah
3-6 bulan hanya 50%. Untuk mematahkan dormasi benih dapat meningkatkan
persentase daya kecambah dapat ditempuh cara seperti ini : Setelah berhasil
ditumbuhkan, kecambah dibungkus dengan Polibag. Masing-masing Polibag berisi
200 kecambah. Kemudian polibag tersebut dimasukkan kedalam peti dan siap
dikirim ke tempat tujuan. Kecambah dikondisikan sedemikian rupa sehingga
kecambah tidak mengalami shock dalam perjalanan. Biasanya, untuk mengantisipasi
hal tersebut diberikan bonus 2,5% sebagai cadangan kerusakan kecambah
diperjalanan. Waktu untuk pengiriman kecambah harus tepat dengan saat untuk
memulai pembibitan ditempat tujuan. Diferensiasi Plumula dan Radikula sudah
terlihat jelas pada 10-14 hari setelah benih mulai berkecambah. Untuk
pengiriman jarak jauh yang memakan waktu lebih dari 14 hari maka yang dikirim
berupa benih yang diambil dari kamar pengering (pre-heat-ed seed) yang masih
belum mulai berkecambah (Moenandir, J. 1993).
Menurut Moenandir,
J. (1993), Untuk lebih jelasnya tahapan pekerjaan dalam pengecambahan benih sebagai
berikut:
- Buah dikupas untuk memperoleh benih yang terlepas dari sabutnya. Pengupasan buah kelapa sawit dapat menggunakan mesin pengupas.
- Benih direndam dalam ember berisi air bersih selama 5 hari dan setiap hari air harus diganti dengan air yang baru.
- Setelah benih direndam, benih diangkat dan dikering anginkan di tempat teduh selama 24 jam dengan menghamparkannya setebal satu lapis biji saja. Kadar air dalam biji harus diusahakan agar tetap sebesar 17%.
- Selanjutnya benih disimpan di dalam kantong plastic berukuran panjang 65 cm yang dapat memuat sekitar 500 sampai 700 benih. Kantong plastik ditutup rapat-rapat dengan melipat ujungnya dan merekatnya. Simpanlah kantong-kantong plastik tersebut dalam peti berukuran 30 cm x 20 cm x 10 cm, kemudian letakkan dalam ruang pengecambahan yang suhunya 39 0C.
- Benih diperiksa 3 hari sekali (2 kali per minggu) dengan membuka kantong plastiknya dan semprotlah dengan air (gunakan hand mist sprayer) agar kelembaban sesuai dengan yang diperlukan yaitu antara 21- 22% untuk benih Dura dan 28-30% untuk Tenera. Contoh benih dapat diambil untuk diperiksa kelembabannya.
- Bila telah ada benih yang berkecambah, segera semaikan pada pesemaian perkecambahan.
- Setelah melewati masa 80 hari, keluarkan kantong dari peti di ruang pengecambahan dan letakkan di tempat yang dingin. Kandungan air harus diusahakan tetap seperti semula. Dalam beberapa hari benih akan mengeluarkan tunas kecambahnya. Selama 15-20 hari kemudian sebagian besar benih telah berkecambah dan siap dipindahkan ke persemaian perkecambahan (prenursery ataupun nursery). Benih yang tidak berkecambah dalam waktu tersebut di atas sebaiknya tidak digunakan untuk bibit.
Pertumbuhan
bibit pada minggu-minggu pertama sangat tergantung pada cadangan makanan
didalam endosperm (minyak inti). Cadangan makanan tersebut berisi karbohidrat,
lemak, dan protein. Daun pertama dana kedua, bahkan kadang-kadang daun ketiga
masih berbentuk tabung dan belum mempunyai helaian. Daun selanjutnya mulai
membentuk helaian yang lanceolate (secara konvensional disebut daun pertama).
Daun-daun selanjutnya mempunyai helaian yang lanceolate, bifid, dan akhirnya
baru secara lengkap ,menjadi pinate. Penanaman dilapangan umumnya dilakukan
pada umur bibit 12 +/- 2 bulan, mulai dari penanaman kecambah, jumlah daun per
bibit pada saat itu rata-rata berkisar 15-24 helai (Bangun, P. 1987).
Pembentukan bunga dipembibitan
umumnya jarang terjadi. Primordia infloresen muncul pada daun ke-24 sampai 34,
dengan rata-rata pada daun ke 27 dihitung dari daun pertama yang masih
berbentuk tabung atau tak berhelai. Secara visual, primordia inforesen terlihat
berkisar dari daun ke-25 sampai 41 dengan rata-rata daun ke-33. Infloresen yang
pertama ini umumnya abnormal dan biasanya gugur (abortus). Infloresen yang
dapat berkembang sempurna ditemukan berkisar daun ke-23 – 87 dengan rata rata
pada daun ke-42 (dalam kelompok 50 tanaman). Pada saat anthesis, rata rata
umumnya tanaman yaitu 24 bulan setelah ditaman di lapangan (sekitar 36 bulan
setelah pengecambahan). Pada percobaan lain dengan bibit yang lebih vigor,
infloresen yang pertama terbentuk pada daun ke-48 dan anthesis sudah terjadi
sekitar 32 bulan setelah pengecambahan (Chaeruddin 1996).
Pembuangan
yang lebih awal memberikan sedikit keuntungan bagi tanaman. Buah yang terbentuk
biasanya masih kecil dan kandungan minyaknya rendah sehingga tidak begitu
berpengaruh banyak terhadap status hara di dalam tanaman. Dengan membuang bunga
(kastrasi) dan buah (sanitasi) buah yang dihasilkan selanjutnya akan lebih
besar dan sehat (Chaeruddin 1996).
2.3. Tujuan Pembibitan
Persiapan
bahan tanam dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan persiapan dan pengolahan lahan. Bahkan pada beberapa jenis
tanaman obat-obatan
dibutuhkan waktu lebih lama untuk mempersiapkan
bahan tanam karena pembibitan
harus melalui beberapa tahapan. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif yaitu
dengan biji dan
secara vegetatif yaitu dengan cara
stek, cangkok, okulasi, runduk, dan kultur jaringan.
Sistem perbanyakan tanaman yang akan
digunakan tergantung dari jenis tanaman,
keterampilan pekerja, waktu yang
dibutuhkan, dan biaya (Chaeruddin 1996)..
Tujuan pembibitan adalah untuk
memperoleh bahan tanaman yang
pertumbuhannya baik, seragam, dan untuk
mempersiapkan bahan tanam untuk
penyulaman. Bila bibit tanaman yang
ditanam di lapangan merupakan bibit yang telah
terseleksi maka diharapkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman pada masa
vegetatif dan generatif akan lebih baik
(Chaeruddin
1996)..
III. METODE PERCOBAAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
pembibitan ini di laksanakan pada hari Jumat tanggal 8 November 2013 pukul
16.00 sampai selesai. Bertempat di green hous Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu Talang ukuran 30 x 50 cm sebanyak 4 buah, spayer, dan
alat tulis menulis.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu tanah, arang sekam, benih tanaman (cabe, tomat,
pakcoy, dan bayam).
3.3
Prosedur Kerja
- Tanah di masukkan kedalam 3 buah talang dan 1 talang di masukkan arang sekam.
- Lembabkan tanah dan arang sekam yang telah dimasukkan kedalam talang tersebut.
- Setelah semuanya siap, taburkan benih tomat, cabe, dan bayam kedalam talang yang berisi tanah dan benih pakcoy kedalam talang yang berisi arang sekam.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari
hasil yang di dapat saat praktikum pembibitan yaitu:
4.2. Pembahasan
4.2.1
Cabai
Persemaian
Sebelum tanam di tempat permanen (polybag), benih disemai dulu dalam wadah talang
dengan media yang telah disiapkan. Media yang akan ditanami atau tempat
penyamaian benih harus dilembabkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar
benih memiliki ketersediaan air untuk berkecambah. Ketika disemaikan sebaiknya
beri jarak antara benih yang satu dengan benih yang lainnya agar pada saat
pemindahan benih yang telah menjadi bibit tidah saling terikat akarnya.
Setelah benih di tanam pada media, letakkan
wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar
media semai tetap lembab. Pembibitan benih yang telah berkecambah atau bibit
cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) sudah dapat dipindahkan
ke tempat pembibitan. Tempat pembibitan dapat berupa polybag ukuran 8 x 9 cm
atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan
ke dalamnya campuran tanah, pasir dan pupuk kandang serta tambahkan Curater 3
G. Bibit bisa ditanam di polybag setelah
berumur 30-40 hari.
4.2.2
Tomat
Benih atau biji-biji
tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan
merendam benih kedalan larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian.
Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian
ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak
antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan guritan secara merata dan
tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Cara
kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan
jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam
dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Cara ketiga,
penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah
diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan
kedalaman sekitar 1 cm.
Bibit tomat dapat dipindahkan ke
kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan penanaman
ke kebun, sebaiknya dilakukan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur
30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya
produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih
sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik., yaitu penampakannya segar dan
daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya
dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik
untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu
keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman. Ketika
memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar.
Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada
saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan
mati.
4.2.3
Bayam
Bayam dapat dibudidayakan di dataran rendah ataupun datarn
tinggi dan dapat ditanam sepanjang tahun. Tanah dengan kemasaman netral (pH
6-7) menjadi prasarat agar pertumbuhan bayam optimal. Bayam cabut sering
ditanam pada tegalan-tegalan dengan irigasi yang baik sementara bayam tahun
banyak ditanam di pekarangan-pekarangan. Untuk tanaman yang ditanam melalui
persemaian, benih disemai terlebih dahulu hingga tingginya 10 cm. Setelah
tanaman memiliki tinggi 10 cm, bayam dipindah ke bedengan dan ditanam dengan
jarak tanam 20 x 40 cm. Pemupukan dilakukan pada tanaman yang sudah berusia 3
minggu dengan urea sebanyak 100 kg setiap hektarnya.
Pemeliaraan hanya dilakukan dengan menggemburkan tanah di
sekitar tanaman bayam dan membuang rumput-rumput gulma yang mengganggu
pertanaman bayam. Pengendalian gulma yang biasanya berupa ulat dan belalang
cukup dilakukan dengan cara mengambil hama-hama tersebut secara mekanis atau
manual dengan tangan dan tidak perlu menggunakan pestisida.
Untuk tanaman yang
ditanam langsung di lahan, penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur satu
bulan. Pada umur sekian, bayam dijarangkan hingga jarak tanamnya menjadi 40 cm.
Hasil penjarangan ini dapat digunakan sebagai hasil panenan pertama. Untuk
bayam yang hanya dipanen daunnya, tanaman dipangkas sebelum keluar bunga.
Pemangkasan dilakukan agar tunas yang muncul semakin banyak da bayam menjadi
rimbun. Untuk tanaman yang dipanen seluruh bagian tubuhnya (bayam cabut), panen
dilakukan pada saat tanaman berumur 1,5 bulan atau tinggi mencapai 20-30 cm.
Panen dilakukan dengan mencabut bayam hingga ke akarnya. Bayam yang dirawat
dengan baik mampu menghasilkan 3 ton panen setiap hektarnya.
4.2.4
Pak Choy
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan
dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan
lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan
pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Cara melakukan
pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal
1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih akan
tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke
bedengan.
Penanaman tanaman Pakcoy dibedengan dengan ukuran lebar 120
cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm
dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan
terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha.
Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah
bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan
ukuran 4-8 X 6-10 cm.
IV. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
praktikum pembibitan yang telah di lakukan maka di dapat di tarik kesimpulan
bahwa :
1)
Pembibitan dilakukan
dengan tujuan untuk membuat tanaman lebih dapat cepat tumbu, serta mengatasi
berkurangnya kerusakan bibit yang di semaikan.
2)
Tujuan
pembibitan juga adalah untuk memperoleh bahan tanaman yang pertumbuhannya baik, seragam, dan untuk mempersiapkan bahan
tanam untuk
penyulaman. Bila bibit tanaman yang
ditanam di lapangan merupakan bibit yang telah
terseleksi maka diharapkan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman pada masa
vegetatif dan generatif akan lebih baik.
3)
Pada praktikum pembibitan hanya
diperoleh 2 benih yang tumbuh yaitu benih tomat dan pakcoy sedangkan benih yang
tidak tumbuh adalah benih bayam dan cabai. Benih yang tidak tumbuh di karenakan
tumbuhnya jamur pada saat pembibitan serta kurangnya perhatian praktikan dalam
menyiram bibit.
5.2 Saran
Adapun
saran yang dapat saya berikan untuk praktikum pembibitan ini yaitu sebaiknya
membangun hubungan komunikasi yang baik antar praktikan dan asisten. Dan saran
saya untuk percobaan kesuburan gulma yaitu sebaiknya dalam menyuburkan gulma di
gunakan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang yang memiliki dosis seimbang.
DAFTAR
PUSTAKA
Hernowo,
2010. Bibit. http://dennisruswanda.blogspot.com/2012/04/bibit. Di akses pada
tanggal 14 Desember 2013 pukul 19.00 WITA.
Anonym, 2012. Tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah. Di akses pada
tanggal 14 Desember 2013 pukul 19.00 WITA.
Bangun, P. 1987. Perlindungna
Tanaman Menuju Terwujudnya Pertanian Tangguh Dan Kelestarian Lingkungan tanaman
hortikultura. Agricon. Jakarta.
Chaeruddin
1996. .
Budidaya Tanaman Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Jurnal
Litbang Pertanian.
Husnalita,
dkk. 1996. Aplikasi Pupuk Kandang pada Persemaian Bibit Tanaman. http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/05/jurnal-tari.pdf. Di akses pada tanggal 14
Desember 2012 pukul 19.00 WITA
Moenandir, J.
1988. Pengantar Ilmu benih Dan Pengendalian Hama Penyakit (Ilmu Benih-Buku I).
Rajawali. Jakarta
Sun
et al. 2000. Present status of weed problems in different food crops in Indonesia.
Report of the ASEAN PLANTI Tech Meet.on Standardization of wwed interception.
Manila, Philippines. 15 pp.
Yusni B, Nurudin Azis, 2001. Budidaya
Tanaman Hortikultura. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Jurnal Litbang
Pertanian. V (1).
0 komentar:
Posting Komentar