KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Kamis, 10 April 2014

KESESUAIAN LAHAN TANAMAN RAMBUTAN / LAND SUITABILITY Rambutans


PENDAHULUAN
Rambutan adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara.Kata “rambutan” berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulitmenyerupai rambut. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengancurah hujan tahunan paling sedikit 2000 mm. Rambutan merupakan tanamandataran rendah hingga ketinggian 300-600 dpl. Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah,kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl.

Pohon dengan tinggi 15-25 m ini mempunyai banyak cabang. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2--4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, panjang 7,5--20 cm, lebar 3,5--8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4--5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku.
            Dalam rangka mendukung peningkatan produksi rambutan, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maka dilakukanlah evaluasi kesesuaian lahan. Evaluasi ini mengacu pada referensi kondisi lingkungan yang baik sebagai syarat tumbuh tanaman rambutan. Kondisi lingkungan terdiri dari beberapa aspek biofisik lahan, antara lain: ketersediaan air, penggunaan lahan serta bentuk lahan. Hasil dari evaluasi kesesuaian lahan ini akan merepresentasikan lahan-lahan mana yang sesuai untuk pengembangan tanaman rambutan, baik tanpa faktor pembatas maupun dengan faktor pembatas ringan. Pada lahan-lahan marginal serta lahan-lahan dengan faktor pembatas permanen dianggap tidak sesuai.
.
METODE ANALISIS
            Kelas kesesuaian lahan dapat ditentukan dengan cara melakukan pemadanan ( matching ) antara kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi pada tingkat pengelolaan tertentu dengan kualitas / karakteristik lahan dari masing-masing blok lahan atau masing-masing satuan evaluasi lahan. Pemadanan ini dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan komputer.
SYARAT PERTUMBUHAN RAMBUTAN
1. Iklim :
  1. Dalam budidaya rambutan angin berperan dlm penyerbukan bunga.
  2. Intensitas curah hujan yg dikehendaki oleh pohon rambutan berkisar antara 1.500-2.500 mm/tahun & merata sepanjang tahun
  3. Sinar matahari harus dapat mengenai seluruh areal penanaman sejak dia terbit sampai tenggelam, intensitas pancaran sinar matahari erat kaitannya dengan suhu lingkungan.
  4. Tanaman rambutan akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 25°C yg diukur pada siang hari. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna (kempes).
  5. Kelembaban udara yg dikehendaki cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman rambutan.
2. Media Tanam :
  1. Rambutan dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta sedikit mengandung pasir, juga dapat tumbuh baik pada tanah yg banyak mengandung bahan organik ataui pada tanah yg keadaan liat & sedikit pasir.
  2. Pada dasarnya tingkat/derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu jauh berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia yaitu antara 6-6,7 & kalau kurang dari 5,5 perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
  3. Kandungan air dlm tanah idealnya yg diperlukan untuk penanaman pohon rambutan antara 100-150 cm dari permukaan tanah.
  4. Pada dasarnya tanaman rambutan tidak tergantung pada letak & kondisi tanah, karena keadaan tanah dapat dibentuk sesuai dengan tata cara penanaman yg benar (dibuatkan bedengan) sesuai dengan petunjuk yg ada.
3. Ketinggian Tempat :
Rambutan dapat tumbuh subur pada dataran rendah dengan ketinggian antara 30-500 m dpl. Pada ketinggian dibawah 30 m dpl rambutan dapat tumbuh namun tidak begitu baik hasilnya.
Pengolahan Media Tanam
  1. Persiapan : Pilihlah tanah yg subur, hindari daerah yg berkondisi tanahnya terlampau liat & tidak memiliki sirkulasi yg baik, meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian yg curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu dibajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata.
  2. Pembukaan Lahan. Tanah yg akan dipergunakan untuk kebun rambutan dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak & rerumputan dibuang & benda-benda keras disingkirkan kemudian tanah dibajak/dicangkul. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu dlm tetapi kalau dari hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup dalam. Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 meter & kedalam disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & kurang humus atau tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting & dedaunan & kondisi ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya.
  3. Pembentukan Bedengan. : Setelah tanah keadaan gembur & buatkan bedeng-bedengan yg berukuran 8 m lebar & tinggi sekitar 30 cm dengan perataan dasar atasnya guna menopang bibit yg akan ditanam, panjang disesuaikan dengan luas pekarangan/persawahan. Tetapi idealnya panjang bedengan sekitar 10 m, dengan keadaan arah membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi walaupun setelah diberi atap pelindung, dengan jarak antara bedeng 1 m yg diharapkan untuk lalu-lintas para pekerja & dapat dipergunakan sebagai saluran air pembuangan, & untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang
  4. Pengapuran : Pengapuran pada dataran yg berasal dari tambak & juga dataran yg baru terbentuk tidak bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur, setelah lobang-lobang itu digali dengan ukuran penanaman di pekarangan & dasarnya ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang guna menetralkan pH tanah hingga mencapai 6-6,7 sebagai syarat tumbuhnya tanaman rambutan, setelah 1 minggu dari penaburan kapur diberi pupuk kandang supaya tanah menjadi subur.
  5. Pemupukan : Setelah jangka waktu 1 minggu dari pemberian kapur pada lubang-lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 25 kg (kurang lebih 1 blek) & setelah 1 minggu lahan baru siap untuk ditanami bibit rambutan yg telah jadi.
Lampiran 1. Kriteria klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman rambutan
Kualitas / Karakteristik Lahan
Kelas Kesesuaian Lahan

S1
S2
S3
N1
N2
Temperatur  (t)              
- Rata-rata tahunan             

25 – 28

> 28 - 32
20 - < 25

> 32 - 35


Td

> 35
> 20
Ketersediaan air  (w)
- Bulan kering ( < 75 mm )

- Curah hujan / tahun    ( mm )

1 – 2

1500 - 2500

> 2 - 3

1500 - 3000

> 3 - 4

> 3000 -4000
1250 - < 1500

Td

> 4
> 1
> 4000
< 1250
Media perakaran  (r) 
- Drainase tanah
- Tekstur


-Kedalaman efektif  (cm)

Baik
SL,L,SCL,SiL,
Si,Cl,SiCl
> 100

Sedang

LS, SC,
 SiC,C
75 – 100

Agak terhambat
Str C

50 - < 75

Terhambat,agak cepat
Td

-

Sgt terhambat, sgt cepat
Kerikil, pasir
    < 50
Retensi hara (f)
- KTK tanah
- pH tanah


- C-organik   (%)

≥ Tinggi
5.5-6.5


> 1,5

Sedang-rendah
6.5-7.55.0
5.0-< 5.5
1,5 – 0,8

Rendah
> 7.5 – 8.5
4.5 – 5.5

< 0,8



4.0 - < 4.5

-

 Sangat rendah
> 8.5
> 4.0

-
Kegaraman    (x)
- Salinitas   (mmhos/cm)

< 1

1-3

> 3-4

> 4-6

> 6
Hara tersedia  (n)
- Total N
- P2O5
- K2O

≥ Sedang
≥ Sedang
≥ Sedang

Rendah
Rendah
Rendah

Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah

-
-
-

-
-
-
Terrain  (s)
- Lereng     (%)
- Batuan permukaan  (%)
- Singkapan batuan   (%)

< 8
< 3
< 2

8-15
3-15
2-10

> 15-45
> 15-40
> 10-25

> 25-45
Td
> 25-40

> 45
> 40
> 40
Bahaya banjir                     (i)
F0
F1
F2
F3
F4

Keterangan :
Td     : Tidak berlaku                                       Si                     : Debu
S       : Pasir                                                     L                      : Lempung                              
StrC  : Liat berstruktur                                    Liat masiv       : Liat dari tipe 2 : 1 ( vertisols )
Kedalaman tanah untuk penentuan tekstur, KTK, C-Organik, Al, N, P2O5, K2O disesuaikan dengan zone perakaran tanaman yang dievaluasi.
Kriteria C – oragnik, N, P2O5, dan K2O dapat dilihat pada Lampiran 4.

Lampiran 2. Penilaian Kesesuaian lahan untuk tanaman rambutan

Kualitas dan karakteristik lahan
Nilai data
Kelas kesesuain lahan aktual  ( A)
Usaha perbaikan

( I )
Kelas kesesuan lahan potensial  
       ( P )

- Regim suhu
   Suhu rata-rata tahunan

25-30 C
                 S1
S1

S1
w
- Ketersediaan air
   Bulan kering ( < 75 mm )
   Curah hujan tahunan (mm/th)


1.500-2.500
                  S2
S1
       I/Hi
 S1
r
- Media perakaran
   Drainase tanah
   Tekstur tanah

  Kedalaman efektif (cm)

Baik
 Liat berpasir
>30
                  S1
S1
S2

S3
K/Hi
S2
f
- Retensi hara
   KTK  (cmol/kg )
   pH
   C Organik  ( % )

-
6-6,7
                 S3
S2

     L/Li
              S2
n
- Ketersediaan hara
   N total
   P2O5 tersedia
   K2O  tersedia 

Sedang
Tinggi
Sedang
                  S1
S1
S1
S1



i
- Bahaya banjir
   Periode Banjir
   Frekuensi

Tidak pernah
                 S1
S1
S1


x
- Kegaraman/ Salinitas
  ( mm hos/cm )
0.5
                 S1
S1


s
- Kondisi medan ( Terrain )
   Kemiringan lahan
    Batu di permukaan
    Singkapan batuan ( cadas )

0-5 %
0 %
0 %
                 S1
S1
S1
S1
     P/Li
          S2



A=S3sr
I=(I/Hi), (K/Hi), (L/LI), (P/Li)
         P= S2

Kelas Kesesuaian lahan aktual  sesuai marginal (S3) dengan dengan faktor pembatas drainase (r) dan kemiringan lahan (s), kedalaman efektif, bula kering, dan C-Organik, kesesuian lahan potensial berubah menjadi kelas kesesuaian lahan cukup sesuai ( S2).

DAFTAR PUSTAKA
Mahisworo, Kusno Susanto dan Agustinus Anung, Bertanam Rambutan; Jakarta: Penebar
                    Swadaya, 1991, cet ke-3. 80p; 21 cm.
Prihatman Kemal.(2008). Sistem Informasi Manajemen Pembangunan dipedesaan,BAPPENAS.
Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa, Agribisnis tanaman perkebunan. Jakarta:
                   Penebar  Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p.
Syarif Irwan. (2012).Budidaya Rambutan.  Jakarta : Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar