KOMPOS - UNHAS

KOMUNITAS MAHASISWA PERTANIAN ORGANIK DAN SAINS

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA

Dalam Segala Hal yang Kita Lakukan Awali Semua dengan DOA
saya

Sabtu, 15 Maret 2014

Laporan Pembibitan Tomat, Cabai, Bayam dan Pakcoy



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada umumnya, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan adalah jenis tanaman yang dinilai baik bagi para petani untuk dibudidayakan. Selain karena sesuai dengan lahan pertanian dan menjadi komoditas yang banyak tersebar diberbagai wilayah, pergiliran tanaman-tanaman hortikultura dapat dilakukan setiap tahunnya, sesuai permintaan pasar yang seringkali berubah-ubah. Demikian halnya tanaman perkebunan yang dengan sekali penanaman dapat hidup bertahun-tahun sehingga dapat terus memberi penghasilan yang dapat membantu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan para petani.
            Budidaya hortikultura merupakan suatu rangkaian kegiatan pertanian dariawal penanaman hingga penanganan pasca panen. Secara umum budidayahortikultura meliputi: tanaman sayuran (vegetable crops), tanaman buah ( fruit crops) dan tanaman hias (ornamental crops). Kegiatan hortikultura mencakup aspek  produksi dan penanganan pasca panen yaitu: teknologi perbanyakan, penanaman, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Luas lahan pertanian untuk lahan tanamanhortikultura di dunia adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan luas lahan tanaman lain seperti serealia (biji-bijian) yaitu kurang dari 10%.
Untuk meningkatkan produksi dari tanaman hortikultura diperlukan penangana yang tepat mulai dari pemilihan benih, pembibitan sampai dengan pasca panen. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah proses pembibitan, karna apabila pembibitan tidak dilakukan dengan tepat maka proses penanaman tanaman hortikultura tidak dapat berlangsung dengan baik. Berdasarkan pemaparan diatas maka perlu dilakukan praktikum pembibitan agar kita mengetahui cara pembibitan yang benar.

 1.2.Tujuan dan kegunaan
1.2.1.      Tujuan
Adapun Tujuan dari praktikum pembibitan tanaman hortikultura ini adalah agar praktikan mengetahui cara pembibitan yang baik dan benar pada tanaman hortikultura pada khususnya.

1.2.2.      Kegunaan
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan memperoleh pengetahuan tentang cara pembibitan pada tanaman hortikultura dan mempraktekkan secara langsung cara pembibitan yang baik dan benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembibitan

Pembibitan adalah kegiatan untuk menghasilkan benih tumbuh yang banyak dan baik. Agar benih tumbuhan berkualitas langkah pertama adalah menanam tumbuhan yang sehat. syarat lokasi untuk pembibitan adalah dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau. Selanjutnya, pembibitan dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat, untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun. Lokasi pembibitan yang terpusat memudahkan dalam perawatan dan pengawasan. Sedangkan luas lokasi disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit. Lahan diupayakan datar dan berdrainase baik, teduh dan terlindung dari ternak (Yuli, 2012).
Media tumbuh dalam polybag Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porous (gembur) dan subur (kaya unsur hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan. Komposisi media tanam untuk mengisi polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1. Lakukan sterilisasi pada pupuk kandang sebelum digunakan untuk campuran media. Kegiatan ini bertujuan untuk membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma, nematoda dan serangga tanah (Anonim, 2012).
Untuk mempermudah perawatan, biji disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu atau plastik dan polybag. Biji yang disemaikan di dalam wadah adalah biji buah berukuran kecil seperti jambu air, sirsak, pepaya, belimbing, sawo dan lain-lain. Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1:1:1. Dengan media yang gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag pembesaran. Biji yang akan disemaikan ditabur merata di atas media, lalu ditutup lagi dengan media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah. Persemaian perlu dinaungi agar tidak terkena sinar matahari langsung dan derasnya air hujan. Penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari yaitu pada waktu pagi atau sore hari, agar tidak kekeringan. Kemudian wadahnya ditaruh di tempat yang terlindung dari gangguan unggas dan serangga (Anonima, 2012).
2.1.1. Cabai 
Menurut Anonim (2013) Klasifikasi Tanaman Cabai adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : icotyledoneae
Subkelas          : Sympetalae
Ordo                : Tubiflorae (Solanales)
Famili              : Solanaceae
Genus              : Capsicum
Spesies            : Capsicum annum L.
Tanaman cabai termasuk tanaman semusim (annual) yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Tinggi tanaman dewasa antara 65 – 170 cm dan lebar tajuk 50 – 100 cm. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum), tanaman cabai tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Biji cabai tertutup oleh kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Lembaga pada biji cabai terbagi dalam dua daun lembaga, sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae). Hiasan bunganya termasuk lengkap, yaitu terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu, sehingga dimasukkan dalam sub-kelas Sympetalae. Cabai termasuk dalam keluarga terung-terungan (Solanaceae) (Anonim, 2013).
Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung (Anonim, 2013).
Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar (Anonim, 2013).
Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang, serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5-6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret-April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit. Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabai (300-500 gr biji) (Anonim, 2013).

2.1.2. Tomat
Menurut (Anonimc, 2012) Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi    : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Solanales
Famili              : Solanaceae
Genus              : Solanum
Spesies            : Solanum lycopersicum L.
            Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya (Anonimc, 2012).
Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah (Anonimc, 2012).
2.1.3. Bayam
Menurut Anonimb, (2012). Klassifikasi botani tanaman bayam adalah sebagai berikut :
Kerajaan          : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
class                 : Magnoliopsida
Ordo                : Caryophyllales
Family             : Amaranthaceae
Upfamily         : Amaranthoideae
Genus              : Amaranthus L
Tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang tumbuh tegak, batangnya tebal berserat dan ada beberapa jenisnya mempunyai duri. Daunnya biasa tebal atau tipis, besar atau kecil, berwarna hijau atau ungu kemerahan (pada jenis bayam merah). Bunganya berbentuk pecut, muncul di pucuk tanaman atau pada ketiak daunnya. Bijinya berukuran sangat kecil berwarna hitam atau coklat dan mengilap. Tanaman bayam sangat toleran terhadap perubahan keadaan iklim. Bayam banyak ditaman di dataran rendah hingga menengah, terutama pada ketinggian antara 5-2000 meter dari atas permukaan laut. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman bayam adalah tinggi, dimana pertumbuhan optimum dengan suhu rata-rata 20-300 C, curah hujan antara 1000-2000 mm, dan kelembaban di atas 60 %. Oleh karena itu, bayam tumbuh baik bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan dan tidak tergenang air/becek (Anonimb, 2012).
Dikenal 2 (dua) jenis tanaman bayam budidaya, yaitu Amaranthus tricolor dan Amaranthus hybridus. Bayam cabut atau bayam sekul/bayam putih (Amaranthus tricolor L.) memiliki batang berwarna kemerahan atau hijau keputihan dan memiliki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya hijaukeputihan disebut bayam hijau. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (Amaranthus hybridus L.) memiliki daun lebar. Varietas bayam diluar dari jenis tersebut merupakan bayam liar.Bayam cabut lebih banyak dikenal oleh masyarakat dibandingkan dengan bayam petik. Bayam petik banyak dijumpai di daerah Jawa tengah dan Jawa timur, seperti Banyumas dan Yogyakarta. Sedangkan bayam cabut banyak dijumpai di daerah Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian, dan Jakarta (Anonimb, 2012).

2.1.4. Pakcoy
Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand. Menurut Yongiandre (2011) Adapun klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Rhoeadales
Famili              : Brassicaceae
Genus              : Brassica
Spesies            : Brassica rapa L
Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat (Yongiandre,2011).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10 hari, pada suhu 0. Media tanam adalah tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 5 sampai pH 7 (Yongiandre, 2011).
2.2. Manfaat Pembibitan
Sasaran utama pembibitan adalah menyediakan bahan tanaman (bibit) yang bermutu baik dengan biaya yang wajar, sehingga dapat mendukung program penanaman yang tepat di lapangan.  Kegiatan pembibitan juga akan menentukan kualitas, kuantitas, sebaran waktu, dan volume kegiatan pada tahapan proses kegiatan penanaman dan pasca penanaman (perawatan) di lapangan. Mutu bibit yang baik akan mendukung maksimal dalam proses-proses kelanjutan manajemen tanaman serta kualitas dan produktivitas (hasil) tanaman.  Jumlah bibit yang akan ditanam pada suatu waktu akan menentukan jumlah transportasi, volume penanaman bibit, kegiatan pemupukan, perawatan dan kegiatan terkait lainnya di lapangan.



BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Pembibitan ini dilaksanakan di Green House Budidaya Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Rabu, 21 Oktober 2013, pukul 15.30 WITA -  selesai.
3.2. Bahan dan alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih tomat, cabai , bayam, pakcoy, air, tanah dan arang sekam. Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu wadah tanam berupa talang ukuran 30 cm x 50 cm
3.3. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Menyiapkan benih yang akan dibibitkan seperti benih tomat, cabai, bayam, pakcoy serta wadah pembenihan berupa talang.
2.      Mengisi talang pertama untuk pembibitan hidroponik denga arang sekam, talang kedua diisi denga tanah yang dicampurkan dengan arang sekam untuk pembibitan pakcoy untuk talang kedua dan ketiga diisi dengan tanah untuk pembibitan cabai dan tomat.
3.      Menyiram setiap hari benih yang dibibitkan agar tidak kekurangan air tetapi jangan menyiram terlalu banyak air.
 

5 komentar: